Gerakan Buruh Jakarta (GBJ) akan melakukan demo menolak omnibus law UU Cipta Kerja di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat hari ini. Rekayasa lalu lintas di sekitar Istana akan diberlakukan situasional.
"(Rekayasa lalin) situasional, tergantung jumlah massanya," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Rabu (14/10/2020) malam.
Namun demikian, polisi tak menutup kemungkinan lalu lintas di sekitar Istana akan ditutup. Lalin akan ditutup jika jumlah massa pendemo membludak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (akan ditutup jika massa membludak)," ujarnya.
Dirlantas Polda Metro Jaya juga akan menyiagakan ratusan personel mengawal aksi demo buruh Jakarta. Sebanyak 200 personel akan mengatur dan mengamankan lalu lintas di sekitar lokasi demo.
"200 personel," kata Sambodo.
Sebelumnya, Gerakan Buruh Jakarta yang terdiri atas aliansi serikat pekerja/buruh yang berkedudukan di Jakarta akan menggelar aksi demonstrasi menolak omnibus law UU Cipta Kerja. Koordinator lapangan GBJ, Supardi, mengatakan pihaknya sudah menyampaikan surat pemberitahuan kepada Polda Metro Jaya.
"Iya betul (demo). Pemberitahuan aja, udah ke Polda. Sudah ada respons sih, tapi kan kondisinya situasional," kata Supardi saat dihubungi, Rabu (14/10).
Aksi akan dimulai pada Kamis, 15 Oktober hingga Kamis, 22 Oktober. Supardi mengatakan aksi akan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB setiap harinya. Massa akan melakukan orasi atau mimbar bebas.
Di sisi lain, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus memastikan belum ada pemberitahuan yang masuk terkait rencana aksi Gerakan Buruh Jakarta. Ia mewanti-wanti soal penularan Corona hingga bisa menimbulkan klaster demo.
"Nggak ada, nggak ada, belum ada pemberitahuan, nggak ada pemberitahuan kalau mau ada demo," kata Yusri.
"Saya sudah ngomong bahwa itu bisa jadi klaster kan. Secara preventif sudah kami sampaikan imbauan-imbauan terutama kepada teman-teman pengunjuk rasa, pertama situasi pandemi COVID-19 ini menyebabkan cukup tinggi penularan COVID-19 ini, rekan-rekan bisa mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Simak juga video 'Eksklusif! Pengakuan Ketua KAMI Medan Terkait Demo Ricuh':