Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan penyebaran COVID-19 yang berkepanjangan perlu ditangani dengan cara yang efektif dan cepat. Salah satunya dengan rumus ajaib untuk menangani pandemi, yaitu lewat cara flattening the curve atau melandaikan kurva dan Herd Immunity.
Cara ini sudah dilakukan oleh pemerintah lewat intensifikasi pelacakan kasus, pemeriksaan masif, dan pengobatan yang efektif. Sementara itu, 270 juta orang Indonesia juga diharapkan dapat melakukan protokol kesehatan sebagai langkah jitu untuk mendorong flattening the curve tersebut.
"Disiplin memakai masker dengan benar, menjaga jarak yang aman lebih dari satu meter dengan orang lain, yang juga berarti menjauhi kerumunan dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Perilaku terakhir ini bahkan dirayakan setiap 15 Oktober di seluruh dunia dalam kerangka Global Hand Washing Day atau Hari Cuci Tangan Pakai Sabun seDunia (HCTPS)," imbuh Prof. Wiku dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, vaksinasi juga menjadi langkah intervensi penting dalam pandemi untuk memberikan kekebalan tubuh melawan virus. Hal ini juga sudah dikenali manjur mengendalikan wabah bahkan memberantas dan menghilangkan penyakit seperti cacar dan polio. Pemerintah juga telah mengeluarkan Perpres No 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan vaksin COVID-19 dan Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19.
"Dengan didukung oleh program lainnya seperti menjaga kebersihan, kampanye vaksinasi akan makin melandaikan kurva sampai ke titik terkendali dan bahkan suatu saat, terbasmi. Itulah saat kekebalan tubuh massal atau imunitas kolektif terbentuk," ungkap Prof. Wiku.
Lebih lanjut, Prof Wiku juga menjelaskan soal Herd Immunity yang merupakan situasi di mana sejumlah populasi dari sebuah area atau komunitas menjadi kebal terhadap penyakit tertentu. Salah satu cara untuk membuat hal tersebut adalah melalui proses vaksinasi, sehingga tubuh manusia akan membentuk antibodi terhadap penyakit tersebut.
"Jika vaksinasi sukses dilaksanakan terhadap sebagian besar populasi, maka Herd Immunity dapat muncul dengan sendirinya. Walau proses ini tidak memakan waktu sebentar, namun metode ini sudah terjamin efektif," terang Prof. Wiku.
Ia mencontohkan Herd Immunity ini mudah diamati pada kasus Polio dan Cacar atau Smallpox, di mana sebagian besar populasi sudah kebal terhadap penyakit yang secara perlahan memberhentikan penyebarannya.
Prof. Wiku menambahkan Herd Immunity tidak hanya untuk melindungi diri sendiri, namun juga orang di sekitar kita akan terasa terlindungi. Sehingga bila temukan suatu alasan medis seperti imun lemah atau penyakit komorbid yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengikuti vaksinasi, masyarakat dapat melindunginya karena Herd Immunity.
Prof Wiku juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin dan menjaga kebersihan bersama sehingga pandemi bisa lebih cepat ditundukan berkat gotong royong dan kerja sama.
"Jelas sudah bahwa dengan berpartisipasi dalam vaksinasi, kita dapat melindungi orang lain dari serangan penyakit menular. Perlindungan lewat vaksinasi merupakan cara yang efektif dalam mencapai kekebalan kelompok. Ketika sebagian besar orang ikut imunisasi dan kebal, penyebaran penyakit akan terhambat secara signifikan. Vaksin melindungi diri, melindungi negeri," pungkasnya.
Tonton video 'Tambah 4.127, Kasus Corona RI Jadi 344.749':
(prf/ega)