Massa yang tergabung dari Ikatan Alumni SMAN 9 Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), dan siswa dari OSIS SMAN 9 Kendari melakukan unjuk rasa di depan sekolah mereka. Mereka menolak Kepala SMAN 9 Kendari Aslan yang baru ditunjuk, karena pernah berbuat cabul terhadap siswinya.
Ketua Ikatan Alumni SMAN 9 Kendari Riqar Manaba mengungkapkan tindakan tak senonoh yang dilakukan Aslan itu masih terekam jelas di ingatan para siswa dan alumni SMAN 9 Kendari.
"Ini sangat mengkhawatirkan adik-adik kita, khususnya para siswi. Kalau besok ada siswa mogok belajar dan menolak belajar di sekolah ini, bukan karena malas, tapi itu cara mereka mengantisipasi hal asusila di sekolah ini," kata Riqar dalam orasinya di depan SMAN 9 Kendari di Jalan Diponegoro No 108, Benu-Benua, Kota Kendari, Selasa (13/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unjuk rasa ini digelar para siswa dan alumni saat acara pisah sambut dari kepala sekolah yang lama ke kepala sekolah yang baru. Diketahui Aslan merupakan kepala sekolah yang baru ditunjuk di SMAN 9 Kendari. Sementara itu, pencabulan yang dilakukannya terhadap seorang siswi terjadi pada 2017 saat Aslan masih menjabat Kepala Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO).
Lebih lanjut Riqar mengungkapkan tidak ada jaminan Aslan tidak kembali mengulang perbuatannya tersebut. Bahkan para alumni dan siswa juga mengancam akan terus melakukan aksi penolakan.
"Kalau Pak Aslan tetap menjabat di SMA 9 ini, kita akan terus ribut setiap hari," ucapnya.
Hal senada disampaikan Ketua OSIS SMAN 9 Kendari Adelia. Dia mengaku khawatir dan takut terhadap Aslan. Apalagi, menurutnya, pihak OSIS sering melakukan kegiatan ekstrakurikuler dan menginap di sekolah.
"Bagaimana misalnya kami sementara tidur dan tiba-tiba Bapak masuk ke dalam kamar kami. Apa yang akan terjadi. Kami selaku OSIS, perwakilan siswa, menolak keras Bapak sebagai kepala sekolah di SMAN 9 Kendari," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Pendidik (GTP) Dinas Dikbud Sultra Syaiful mengatakan aspirasi dan penolakan yang disampaikan siswa dan alumni akan ditelusuri kembali.
"Kami akan melibatkan komite untuk menyelesaikan masalah ini. Ini bukan persoalan sederhana, butuh perimbangan informasi. Kita selalu mencari solusi yang baik. Kita akan duduk dengan kepala dingin. Saya tidak bisa janji karena harus laporkan ke pihak pimpinan saya," tuturnya.
Aslan sudah dimintai konfirmasi terkait tuntutan pencabulan tersebut, namun menolak memberikan komentar.
(nvl/nvl)