Di tengah aksi demo penolakan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja di Jalan Merdeka Barat, muncul sejumlah spanduk. Spanduk tersebut bertulisan tudingan terhadap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang menunggangi aksi demo yang berujung ricuh di beberapa provinsi.
Spanduk tersebut terbentang di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, sejak Senin (12/10/2020) siang. Ada sekitar 10 spanduk bertuliskan 'KAMI Terbukti Menunggangi Aksi Demo Buruh & Pelajar' yang terpasang di beberapa titik.
Terpantau spanduk-spanduk tersebut sudah ada sebelum massa buruh Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menggelar aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja sekitar pukul 11.30 WIB, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Selain itu, ada beberapa spanduk lain bertulisan 'Jangan Ajarkan Anak SMK dengan Anarkis!!!'. Belum diketahui siapa pemasang spanduk-spanduk tersebut.
Menanggapi hal itu, Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani mengatakan spanduk-spanduk tersebut merupakan gerakan untuk mendiskreditkan kelompoknya. Ia menyebut pemasangan spanduk tersebut adalah upaya pembunuhan karakter.
"Sudah diduga dan diantisipasi bahwa akan ada gerakan untuk mendiskreditkan atau membunuh karakter (character assassination) terhadap KAMI dengan cara-cara licik dan jahat itu. Gerakan itu mengambil bentuk memasang spanduk atau menyebarkan flyer yang mendiskreditkan KAMI, atau menyusupkan perusuh dan pelaku pembakaran dan perusakan yang kemudian mengaku dari KAMI," kata Ahmad Yani dalam keterangan tertulis.
Menurut Ahmad Yani, gerakan yang dilakukan oleh KAMI adalah gerakan moral untuk menyuarakan kebenaran.
"Sebagai gerakan moral, KAMI hanya menyuarakan yang diyakini sebagai kebenaran, yaitu meluruskan Kiblat Bangsa dan Negara dari penyimpangan dan penyelewengan. (Dalam bahasa agama Islam: amar ma'ruf nahii munkar). Semuanya tertulis dan ditandatangani oleh ketiga Presidium atau salah satu Presidium, atau oleh Komite Eksekutif KAMI," imbuh Ahmad Yani.