Puluhan pelajar di Palembang, diamankan polisi saat akan demo di kantor DPRD Sumatera Selatan. Banyak di antara yang diamankan ternyata nekat menyewa almamater untuk ikut aksi.
Pantauan detikcom, Senin (12/10/2020) di kantor DPRD polisi melakukan penyekatan akses masuk. Seluruh kendaraan hingga barang bawaan peserta aksi diperiksa tim gabungan.
Ada beberapa pelajar SMA diamankan tim karena menggunakan almamater biru dan kuning. Almamater sengaja dipakai untuk mengelabui petugas saat menggelar aksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sewa almamater pak, sengaja sewa untuk ikut demo tolak omnibus law," tegas seorang pelajar SMA, Dimas, saat digiring petugas ke mobil tahanan.
Bersama belasan teman, Dimas mengaku ikut aksi karena diajak. Bahkan beberapa temannya ada pun yang sengaja memakai almamater untuk aksi di DPRD.
"Nggak ada tujuan, ikut-ikutan saja. Ikutan teman biar ramai karena diajak," imbuhnya.
Selanjutnya pelajar yang telah diamankan dibawa ke Polda Sumsel dan Polrestabes Palembang. Ada 14 orang dibawa ke Subdit Jatanras dan sisanya dibawa ke Mapolres.
Kasubdit Jatanras Dit Reskrimum Polda Sumatera Selatan, Kompol Suryadi yang ikut langsung di lokasi menyebut puluhan remaja dibawa untuk diperiksa.
"Mereka kita amankan ke Polda, tetapi ada juga dibawa ke Polrestabes. Sementara ini diperiksa. Ada pelajar sama pengangguran yang diamankan," terang Suryadi.
Selanjutnya, kata Suryadi, mereka dibawa ke Subdit Jatanras untuk diperiksa lebih lanjut. Termasuk diperiksa urinenya.
"Ini langsung kita periksa dan tes urinenya," imbuh Suryadi.
Sementara di depan gedung DPRD, terlihat ratusan mahasiswa menggelar orasi tolak omnibus law UU Cipta Kerja. Tidak lama setelah orasi, mahasiswa membubarkan diri dengan memungut sampah yang ada di simpang 5 DPRD.
Tidak hanya mahasiswa, sebelumnya ada pula puluhan buruh menggelar orasi di simpang 5 DPRD sebagai titik kumpul aksi. Sama dengan mahasiswa, hanya 1 jam orasi massa pun membubarkan diri.
(ras/gbr)