Polda Metro Jaya telah mengamankan ribuan orang yang diduga akan merusuh di demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja. Hampir separuhnya adalah anak-anak berstatus pelajar.
"Ada 64 persen kita amankan adalah pelajar dari berbagai daerah, ada dari Tangerang, Subang, Karawang dan Indramayu. Ini cukup masif," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (12/10/2020).
Untuk itu, Nana mengimbau kepada para orang tua dan juga Dinas Pendidikan untuk mengawasi anak-anak agar tidak terlibat demo anarkis. Apalagi saat ini pemerintah memberlakukan pembelajaran daring, sehingga tidak sepatutnya pelajar turun ke jalan melakukan aksi anarkis
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengimbau pada orang tua dan guru dan Dinas Pendidikan untuk lakukan pengawasan. Jangan sampai karena terhasut dan diajak mereka mengikuti ini untuk melakukan anarksime dan vandalisme," sambung Nana.
Lebih lanjut, Nana juga mengimbau masyarakat untuk selektif dalam menerima informasi seputar demo di media sosial. Menurutnya, akhir-akhir ini marak info hoax beredar terkait ajakan provokatif untuk melakukan unjuk rasa.
"Kita akui banyak hoax ajakan seruan yang bersifat provokatif untuk mengarahkan anarkisme. Ini saya harapkan masyarakat menyaring sebelum men-share. Jangan karena masalah itu bisa jadi tersangka terkait penyebaran berita hoax," ujar Nana.
Seperti diketahui, 1.192 orang telah diamankan Polda Metro Jaya terkait kerusuhan demo omnibus law di Jakarta dan sekitarnya. Polisi pun telah menetapkan sejumlah tersangka dari kasus tersebut.
Total hingga hari ini ada 54 tersangka di mana 28 di antaranya telah dilakukan penahanan. Polisi sendiri tidak menampik akan adanya kemungkinan penambahan tersangka seiring penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut yang masih terus berjalan.