Penampakan 'lintang kemukus' di langit Tuban dan Bojonegoro viral di media sosial. Lintang kemukus kerap kali dikaitkan dengan mitos. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebut 'lintang kemukus' sebagai fenomena hujan meteor yang tak ada hubungannya dengan mitos.
"Itu kan mitos di masyarakat, secara astronomi tidak berhubungan," kata peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN Emanuel Sungging Mumpuni saat dihubungi, Minggu (11/10/2020).
Selama ini, di tengah masyarakat Jawa, lintang kemukus kerap dikaitkan dengan mitos ramalan berakhirnya wabah atau datangnya bencana. Mitos ini bahkan sempat diangkat oleh sastrawan Ahmad Tohari menjadi novel terkenal, Lintang Kemukus Dini Hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati mitos itu hidup di masyarakat, LAPAN menegaskan bahwa hal ini tidak ada hubungannya secara astronomi.
"Tidak ada hubungannya. Sama seperti tempo hari katanya bintang Tsuraya tanda wabah berakhir, ternyata wabah masih terjadi sampai sekarang," ungkapnya.