Sasa Orasi Pancasalah, Romo Benny BPIP: Kurang Etis

Sasa Orasi Pancasalah, Romo Benny BPIP: Kurang Etis

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 10 Okt 2020 14:25 WIB
Sasa, mahasiswa Unhas yang viral karena orasi ganti Pancasila
Sasa, mahasiswi Unhas yang melakukan orasi pancasalah (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Mahasiswi bernama Sasa menyampaikan orasi kritik ideologinya. Dia menyebut Pancasila sebagai pancasalah. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menilai cara kritik Sasa kurang baik.

"Hal seperti ini kurang etis," kata Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo kepada detikcom, Sabtu (10/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video orasi pancasalah dari Sasa viral seiring dengan protes-protes terhadap omnibus law UU Cipta Kerja. Menurut BPIP, kritik tidak dilarang, namun tidak boleh mengubah ideologi Pancasila.

"Dalam negara demokrasi, kritik tidak dilarang dan selama ini dijamin oleh undang-undang. Masalahnya adalah ketika kritik itu mengubah dari substansial sila dalam Pancasila," kata Benny.

ADVERTISEMENT

Benny memahami kritik itu muncul dalam konteks penolakan terhadap UU Cipta Kerja. Bila tidak setuju dengan UU yang disahkan DPR pada 5 Oktober 2020 itu, cara yang baik dapat ditempuh adalah mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Demokrasi membutuhkan proses kedewasaan dalam merespons dengan cara yang elegan dan objektif tanpa harus mencederai dasar negara dan falsafah hidup bangsa ini," kata Benny.

Romo Benny Susetyo CNN IndonesiaSafir MakkiRomo Benny Susetyo (CNN Indonesia/Safir Makki/Pool)

Mahasiswi bernama Sasa itu berasal dari Makassar. Soal video orasinya yang viral itu, Sasa menjelaskan konten pancasalah adalah kritik terhadap segelintir penguasa yang mengubah marwah Pancasila.

"Pancasalah adalah kritik kepada pemerintah, oligarki, dan segelintir penguasa yang mengubah marwah Pancasila," kata Sasa kepada detikcom.

Dia tidak bermaksud mengubah Pancasila. Sasa juga tidak punya kekuasaan untuk mengubah Pancasila. Kritiknya lewat pancasalah justru terinspirasi dari penguasa.

"Kritik pun tidak ada artinya bagi penguasa, mereka sudah tutup hati dan telinga," kata Sasa.

Halaman 2 dari 2
(dnu/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads