Oknum Polisi Tepis Pukul Sesama Pasien Corona, Satgas Babel Minta Diproses

Oknum Polisi Tepis Pukul Sesama Pasien Corona, Satgas Babel Minta Diproses

Deni Wahyono - detikNews
Sabtu, 10 Okt 2020 13:58 WIB
Juru Bicara Satgas COVID-19 Babel, Andi Budi Prayitno (Deni-detikcom)
Juru bicara Satgas COVID-19 Babel Andi Budi Prayitno (Deni/detikcom)
Pangkalpinang -

Keributan antarpasien positif virus Corona di wisma karantina BKPSDMD Bangka Belitung (Babel) berujung pemukulan. Juru bicara Satgas COVID-19 Babel mengatakan pemicu keributan adalah ketersinggungan atas komentar di grup WhatsApp.

Juru bicara Satgas COVID-19 Babel Andi Budi Prayitno mengatakan korban dalam pemukulan ini adalah RFS (18). Pelaku pemukulan adalah AD (34) dan rekannya, SD (48). AD merupakan polisi yang juga pasien positif Corona.

"Yang melakukan pemukulan salah satunya adalah oknum polisi Babel. Pelakunya yang kami ketahui dua orang," jelas Andi Budi Prayitno saat diminta keterangan detikcom, Jumat (9/10/2020) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa pemukulan itu bermula saat pelaku AD tersinggung atas komentar korban (RFS) di group WhatsApp wisma karantina berisi pasien positif COVID-19, dokter, dan perawat. Lantaran tersinggung, pelaku AD mendatangi korban.

"Pelaku ini langsung menghampiri korban (RFS) dan langsung melakukan pemukulan bersama rekannya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Andi, insiden keributan di wisma karantina BKPSDMD karena tersinggung komentar di grup WhatsApp lebih tepatnya disebut pengeroyokan. Karena pelaku lebih dari satu orang.

"Oknum pasien di wisma karantina BKPSDMD melakukan pemukulan bersama temannya, SD (48). Jadi dalam istilah lain ini pengeroyokan," kata Andi.

Setelah ada pemberitaan di media, Andi mengaku mendapat klarifikasi dari salah satu yang diduga pelaku, yakni AD. Dalam isi klarifikasi yang diterima, AD menyebut menepis.

"'Om, AD itu saya. Dan saya tidak melakukan pemukulan sama sekali, bahkan ketemu orangnya pun tidak'," kata Andi menyampaikan klarifikasi dari yang bersangkutan.

Kata Andi, AD tidak membantah dia memang berkomentar di grup WhatsApp karena dinilai tidak wajar.

"'Tapi kalau pemukulan, bahkan pengeroyokan, sama sekali tidak betul. Orang saya sama tiga rekan Brimob lainnya di wisma 4, sedangkan RFS itu di wisma 3'," ucap ABP menirukan klarifikasi AD.

Atas peristiwa ini, kata Andi, pihak karantina memang menganggap kejadian ini sudah selesai. Namun, lanjut Dia, kejadian ini tidak bisa dianggap sepele.

"Kejadian ini, keributan ini, tidak bisa dianggap sepele. Kami Satgas sangat tersinggung. Keributan ini mengakibatkan ketidaknyamanan di wisma terhadap perawat dan dokter yang bertugas," sesalnya.

Pihaknya meminta pelaku menyampai permintaan maaf secara resmi (tertulis), baik pribadi maupun institusinya.

"Karena mereka adalah bagian dari institusi. Yang pertama kepada wisma karantina, dinas kesehatan, dan yang ketiga kepada Satgas," tegasnya kembali.

Ditambahkan Andi, aksi kekerasan di wisma karantina/isolasi COVID-19 yang menyebabkan orang lain terluka atau cedera tidak bisa dibenarkan sama sekali.

"Kejadian ini sama-sama kita sesalkan dan sayangkan, karena telah mencoreng nama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di mata nasional, yang selama ini dianggap baik progres dan capaiannya, yang selama ini diakui kinerja dan prestasinya dalam penanganan COVID-19," tambah Andi.

"Saya minta kasus ini diproses oleh pihak yang terkait atau yang bertanggung jawab," tutur Andi.

Halaman 2 dari 2
(idh/idh)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads