Soal Kekerasan Oknum ke Jurnalis Saat Liput Demo, Polda Metro: Silakan Lapor

Soal Kekerasan Oknum ke Jurnalis Saat Liput Demo, Polda Metro: Silakan Lapor

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 09 Okt 2020 21:27 WIB
Gedung Polda Metro Jaya
Gedung Polda Metro Jaya. (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah jurnalis diduga mendapat kekerasan dari oknum aparat ketika meliput demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja di Jakarta. Polda Metro Jaya mempersilakan untuk melaporkan kejadian tersebut.

"Bikin laporan ke Propam Mabes ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (9/10/2020).

Untuk diketahui, aksi demo di beberapa tempat di Jakarta pada Kamis (8/10) kemarin berakhir ricuh. Massa dan aparat terlibat bentrokan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kejadian ini, sejumlah jurnalis diduga mendapatkan kekerasan dan intimidasi dari aparat. Bahkan ada yang sempat diamankan polisi.

Seperti jurnalis Suara.com, Peter Rotti. Peter diduga mengalami kekerasan oleh aparat kepolisian saat mengabadikan momen ketika sejumlah oknum melakukan pengeroyokan kepada peserta aksi di sekitar Halte TransJ Bank Indonesia, Thamrin, Jakpus. Peralatan kerja Peter juga sempat dirampas.

ADVERTISEMENT

"Saya sudah jelaskan kalau saya wartawan, tetapi mereka (polisi) tetap merampas dan menyeret saya. Tadi saya sempat diseret dan digebukin, tangan dan pelipis saya memar," imbuh Peter dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (9/10).

Selain itu, jurnalis CNNIndonesia.com melaporkan pemukulan serta intimidasi terhadap dua jurnalis mereka yang meliput demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja di Jakarta Pusat dan Surabaya kemarin. CNNIndonesia melaporkan salah satu pemukul jurnalis mereka ialah oknum polisi.

Dilansir CNNIndonesia, Jumat (9/10/2020), selaku korban, Thohirin menjelaskan insiden kekerasan dan intimidasi yang dialaminya. Saat itu dia sedang bertugas meliput demo di sekitar Simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis malam.

"Kepala saya dipukul pakai tangan, satu sampai tiga kali, saya lupa. HP saya dirampas, dibuka, diperiksa galeri, kemudian dibanting. ID pers saya juga diambil lalu dibuang," kata Thohirin menceritakan kejadian tersebut.

Kejadian itu bermula sekitar pukul 20.47 WIB, saat aparat mulai memukul mundur massa aksi yang sebelumnya menguasai Simpang Harmoni. Aparat berkali-kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Melihat kondisi itu, Thohirin berinisiatif merekam peristiwa tersebut. Dia berdiri di belakang barikade polisi. Tidak ada rekan wartawan yang mendampinginya ketika itu.

"Saya merasa aman karena saya berada di belakang polisi," kata Thohirin.

Singkat cerita, Thohirin merekam kejadian saat polisi memukuli 3-5 massa hingga salah satunya pingsan. Saat itulah polisi lalu membanting handphone Thohirin.

Selanjutnya, jurnalis merahputih.com, Ponco Sulaksono, sempat dikabarkan hilang menjelang tengah malam saat meliput aksi Kamis (8/10). Belakangan diketahui bahwa Ponco diamankan polisi.

Keberadaan Ponco di Polda Metro Jaya ini disinggung oleh anggota Komisi VII, Adian Napitupulu, yang menyambangi Polda Metro Jaya, Jumat (9/10/2020), sekitar pukul 14.00 WIB. Adian mengaku sudah bertemu dengan Ponco. Ponco dipastikan selamat.

"Iya gue ketemu tadi, gue cuma pastikan dia ada di situ, dia selamat," kata Adian saat dihubungi.

Halaman 2 dari 3
(maa/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads