Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo mengatakan ada fenomena unik yang mana tingginya penularan COVID-19 tidak serta-merta karena pilkada. Sebab, menurutnya, angka penyebaran Corona bergantung juga pada disiplinnya penegakan protokol COVID-19.
"Dalam 2 minggu terakhir, ada fenomena yang unik tren perkembangan kasus zonasi, dari zona risiko baik yang tinggi, sedang, dan rendah dan tak terdampak, antara yang tidak ada pilkada dan yang ada pilkada itu ternyata menunjukkan ada suatu keunikan," kata Doni, dalam talkshow yang disiarkan di YouTube BNPB Indonesia, Jumat (10/9/2020).
Ia mengatakan ada fenomena menarik yang mana daerah yang terdapat pilkada justru mengalami penurunan kasus di zona merah. Sementara di daerah yang tidak ada pilkadanya meningkat, hal tersebut sangat bergantung pada disiplin protokol kesehatan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fenomena yang menarik, daerah yang ada pilkada mengalami penurunan kasus zona merah sedangkan daerah yang tidak ada pilkadanya justru meningkat. Ini tentunya atau bukan suatu kesimpulan, tetapi ini sangat mungkin dipengaruhi faktor disiplin, ada tidak ada Pilkada asalkan disiplin maka kasus COVID-nya pasti bisa dicegah atau dikurangi," ungkapnya.
Doni mengungkap 3 provinsi yang ada pilkada tetapi sudah menurun tidak lagi berada di zona merah. Ketiga provinsi itu antara lain Jawa Timur ada 38 kabupaten/kota yang mana 19 daerah akan melaksanakan pilkada.
Kedua, provinsi Sulawesi Selatan ada 24 kabupaten/kota yang mana 12 daerah di antaranya melaksanakan pilkada. Ketiga, Sulawesi Utara terdapat 15 kabupaten/kota yang mana sekitar 7-8 daerah di antaranya akan melaksanakan pilkada.
Di Sulawesi Utara, menurut Doni, akan melaksanakan pemilihan bupati, wali kota dan gubernur sehingga akan melibatkan seluruh kabupaten/kota. Doni mengungkap di Sulawesi Utara terjadi penurunan dari zona merah menjadi zona oranye dan ada yang turun lagi menjadi zona kuning.
"Sulawesi Utara itu yang tadinya ada zona merah berubah menjadi zona oranye, dari zona oranyenya dari 12 turun ke 8, zona kuning yang semula 3 kemudian zona kuningnya nambah jadi 7," katanya.
Dengan demikian ia menilai fenomena ini menunjukkan daerah yang ada pilkada tidak serta-merta mengalami kenaikan kasus. Justru ada juga daerah yang tanpa pilkada mengalami peningkatan kasus seperti misalnya Aceh.
"Ada beberapa provinsi yang tanpa pilkada tapi kasusnya tinggi, Aceh yang nggak ada pilkada tapi kasusnya tinggi. Kita tidak serta-merta membuat kesimpulan bahwa Pilkada menjadi penyebab, betul salah satu penyebabnya pilkada, tapi kalau seandainya ada kesungguhan dari seluruh komponen untuk patuh protokol kesehatan kami yakin bahwa kasus bisa dikendalikan," kata Doni.
Doni meminta semua pihak turut bertanggung jawab terhadap upaya penurunan kasus serta menghindari adanya kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
(yld/imk)