Demonstran yang menolak Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) dipukuli oleh oknum polisi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Peristiwa ini terekam dalam video yang kemudian banyak beredar.
Video aksi pemukulan kepada demonstran ini menjadi viral. Terlihat seorang demonstran diseret dan dipukuli beramai-ramai oleh beberapa oknum polisi. Tidak hanya itu, demonstran itu kemudian sempat diinjak oleh aparat yang berseragam.
Dari video itu, terdengar beberapa orang warga yang meminta aksi pemukulan itu dihentikan. "Astaga ya Allah, tolong sudah itu kodong (kasihan)," teriak warga dalam video yang beredar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolda Susel Irjen Merdisyam menegaskan akan menginvestigasi kasus ini.
"Kita akan investigasi!" kata Merdysam di lokasi kericuhan di Makassar, Kamis (8/10/2020).
Pada kesempatan itu, Merdysam secara umum mengatakan aksi unjuk rasa yang berlangsung hari ini berjalan dengan kondusif. Kelompok Anarko dianggap sebagai dalang kericuhan.
Pada demonstrasi di Makassar, polisi mengamankan 73 orang dan saat ini telah berada di Polrestabes Makassar.
Demonstrasi di Makassar menjadi ricuh setelah adanya insiden pelemparan batu ke arah gedung DPRD Sulsel, dan anggota kepolisian. Tidak hanya batu, ada juga beberapa busur yang dilepaskan. Atas kejadian ini, 3 orang polisi di Makassar terluka.
(fiq/jbr)