HL meninggal dunia pada Selasa (6/10) malam dengan hasil swab yang belum keluar. Sebelum meninggal, Elisabeth mengatakan anaknya sempat menelepon menyatakan dirinya terjatuh dari tempat tidur ruang isolasi.
"Ketika anakku itu ditinggalkan, 'Mak jatuh aku mak' katanya. Mungkin udah sesak kali lah rasanya itu naik asam lambungnya, mau minta tolong, turun dari tempat tidur, jatuh," jelas Elisabeth.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena merasa anaknya meninggal bukan karena COVID-19, Elisabeth menolak pemakaman sesuai protokol kesehatan. Dia bersama suaminya Jadiawan Situmorang meminta jenazah anaknya dibawa pulang untuk dimakamkan sendiri.
Saat meminta agar anaknya dimakamkan sendiri, Jadiawan sempat berlutut. Judiawan bersujud lalu berlutut di depan tim Satgas COVID-19 Sumut yang datang ke lokasi setelah mendengar informasi tentang peristiwa ini.
"Tolong jangan dibawa. Tolong, menyembah, menyembah sepuluh jari saya. Menyembah pak, akan terjadi sesuatu, nyawa saya akan melayang," kata Judiawan.
Pihak dari RS Rasyida saat kejadian menolak memberikan keterangan kepada wartawan. Sementara itu Wakil Ketua Operasi Satuan Tugas COVID-19 Sumut, Kolonel Inf Azhar Mulyadi, mengatakan kejadian ini karena pihak keluarga tidak memahami tentang protokol kesehatan.
"Dalam hal beberapa kejadian yang kita alami di Kota Medan, ada beberapa keluarga yang kurang memahami persoalan protokol kesehatan khususnya kalau keluarga nya yang meninggal," kata Azhar.
(haf/haf)