Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pemerintah untuk selalu memperhatikan logistik obat hingga alat kesehatan bagi para dokter dan tenaga medis yang bertugas. PB IDI pun sempat mendengar curhatan dari daerah yang terkadang kehabisan obat.
"Kepada pemerintah semua logistik terkait pengobatan harus tercukupi termasuk ventilator, maupun obat-obatan, karena program pemerintah sekarang menurunkan angka infeksi dan menurunkan angka kematian, kalau kita sudah siap, obat tidak ada kan akan gangguan pelayanan," kata Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto, saat talk show yang disiarkan secara live di YouTube BNPB, Senin (5/10/2020).
Slamet pun mengaku pihaknya selama ini tidak pernah mendengar dokter atau tenaga medis mengeluhkan terkait kondisi saat ini. Meski begitu, dia mengaku sempat mendengarkan curhatan dokter di daerah yang ternyata kerap kehabisan obat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling curhat, mohon izin pak Jenderal (Tugas Ratmono), kadang obat kosong, hanya itu aja terkait medis, kalau mengeluh capek enggak, mereka bekerja sesuai yang dikeluarkan Menkes, mulai diagnosa, suspek probable dll, semua diagnosa sesuai aturan Menkes," ucapnya.
Slamet juga meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi dokter yang selalu berhadapan dengan pasien Corona. Dia hanya meminta agar pemerintah dan masyarakat berupaya menurunkan infeksi Corona untuk membantu menurunkan beban dokter.
"Saya kira profesi kedokteran kan profesi yang orang akan menjadi dokter tentu punya naluri kemanusiaan yang sangat tinggi, walaupun waktu (kerja) melebihi 8 jam atau 9 jam tidak ada dokter lain, maka dokter tersebut akan dengan senang hati melayani masyarakat, tak perlu dikhawatirkan untuk dokter, memang dari sisi lain semangat juang dokter tinggi, tapi kalau sampai overload akan kecapekan, dengan adanya menurunkan pasien yang COVID-19 maka yang masuk RS semakin sedkit dan akan meringankan kerja dokter," ujarnya.
"Jadi tidak usah khawatir, (kami minta) pemerintah terus turunkan angka infeksi Corona, kita diberi senjata yaitu obat dan alat kesehatan untuk turunkan angka kematian, sambil menunggu vaksin," sambung dia.
(maa/imk)