Kompolnas Sayangkan Kasat Sabhara Blitar Resign: Dia Aktif di Masyarakat

Kompolnas Sayangkan Kasat Sabhara Blitar Resign: Dia Aktif di Masyarakat

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 02 Okt 2020 13:59 WIB
kasat sabhara polres blitar
Foto: Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo (Hilda Meilisa Rinanda/detikcom)
Jakarta -

Kompolnas menyayangkan keputusan Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo mengundurkan diri sebagai polisi. Kompolnas menilai keaktifan AKP Agus di masyarakat perlu diperhitungkan.

"Sayang (jika mengundurkan diri), Kasat Sabhara ini kan aktif di masyarakat, kesenian Pencakdor. Kan sangat sayang kalo dia resign, dia punya peran positif di masyarakat," ucap Katua Harian Kompolnas, Irjen (Purn) Benny Mamoto kepada detikcom, Jumat (2/9/2020).

Benny mengatakan AKP Agus dapat memaksimalkan perannya di Polres Blitar serta keaktifannya di Pencakdor dengan membentuk community policing. Kedekatannya dengan masyarakat, lanjut Benny, dapat dimanfaatkan untuk menampung informasi terkait keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) Blitar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sosoknya sebagai tokoh kesenian Pencakdor ini dapat dimanfaatkan untuk membentuk community policing. Jadi masyarakat yang mengetahui adanya kejahatan dapat melapor ke Kasat. Kedekatan Kasat dengan masyarakat ini bisa membuat masyarakat tidak sungkan melaporkan apa yang terjadi," jelas Benny.

"Masyarakat kan boleh saja mencegah kejahatan. tetapi tetap yang menindak polisi. Maka saya katakan sayang kalau Kasat Sabhara ini sampai resign," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, AKP Agus memutuskan mengundurkan diri dari Polri lantaran tak tahan terhadap sikap AKBP Ahmad Fanani. Agus menyebut Ahmad Fanani kerap melontarkan ujaran kasar kepada anak buah.

"Namanya manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan. Setiap beliau marah, ada yang tidak cocok, itu maki-makian kasar yang diucapkan. Mohon maaf, kadang sampai menyebut binatang, bajingan, dan lain-lain. Yang terakhir, sama saya sebenarnya tidak separah itu. Hanya mengatakan bencong, tidak berguna, banci, lemah, dan lain-lain," ungkap Agus di Polda Jatim, Surabaya, kemarin (1/10).

Ahmad Fanani menuturkan 'makian' itu merupakan bentuk teguran pimpinan kepada anggotanya. Fanani menjelaskan peristiwa itu bermula ketika ia menegur salah satu anggota Satuan Sabhara Polres Blitar yang berambut panjang. Fanani meminta AKP Agus menegur anak buahnya saat Operasi Yustisi pada Sabtu (19/9).

"Jadi gini, anak buahnya itu kan rambutnya panjang, ya saya tegur dong, karena dia kan Sabhara tidak boleh rambut panjang. Kebetulan kan waktu itu dia operasi yustisi, operasi yustisi kan bisa, saya dengan Kasat Sabhara kan bisa (berkomunikasi)," jelas Fanani saat dihubungi detikcom.

"Panggillah Kasat Sabhara melalui HT 'kenapa kok anggotanya tidak ditegur rambutnya panjang?'. 'Jangan kita itu nggak berani negur anggota kita, jangan kaya bencong', saya bilang kayak gitu, kita nggak berani negur anak buahnya, udah itu aja," imbuhnya.

(aud/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads