Kisruh Kasat Sabhara dan Kapolres Blitar, Polda Jatim: Ada Miskomunikasi

Kisruh Kasat Sabhara dan Kapolres Blitar, Polda Jatim: Ada Miskomunikasi

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 02 Okt 2020 13:41 WIB
kasat sabhara polres blitar
Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susanto (Foto: Tim detikcom)
Surabaya -

Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Tri memutuskan resign jadi polisi setelah kecewa terhadap arogansi atasannya, Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani. Polda Jatim menyebut apa yang terjadi antara Kasat Sabhara dan Kapolres Blitar karena ada miskomunikasi.

"Adanya miskomunikasi saja terhadap keduanya. Sudah difasilitasi untuk dikomunikasikan di tingkat Biro SDM," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (2/10/2020).

Truno mengatakan Agus sendiri saat ini sedang menjalani konseling. Konseling dilakukan karena adanya miskomunikasi antar keduanya. Untuk itu, Biro SDM Polda Jatim membantu memfasilitasi.

"Kejadian kemarin dari Biro SDM Polda Jawa Timur melakukan konseling terhadap yang bersangkutan," kata Truno.

Truno mengatakan konseling ini penting dalam meredam keputusan Agus. Karena, bisa saja saat mengirimkan surat pengunduran diri, Agus dalam kondisi labil dan emosional.

"Tadi sudah saya sampaikan yang bersangkutan kita lakukan proses konseling, proses pembinaan, ada miss komunikasi dan emosional sesaat yang kemudian dituangkan seperti kemarin," tambah Truno.

Agus datang ke Polda Jatim, Kamis (1/10) dengan membawa surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Kapolda Jatim dengan tembusan ke Kapolri.

"Jadi saya datang ke Polda Jatim saya sengaja mengirim surat pengunduran diri saya sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jadi hari ini saya resmi mengundurkan diri kepada Bapak Kapolda, nanti tembusannya Bapak Kapolri dan lain-lain. Hari ini sudah saya ajukan tinggal tunggu proses lebih lanjut," kata Agus di Mapolda Jatim, Kamis (1/10).

Agus menambahkan hatinya tidak bisa menerima dengan perlakuan arogansi Kapolres kepada anak buahnya. Tak hanya itu, Agus mengakui dalam bertugas memang setiap anggota polisi tidak selalu sempurna. Namun, dia tidak terima dengan setiap umpatan kasar yang dilontarkan kepadanya dan anggota lain.

"Alasan saya mengundurkan diri karena saya tidak terima, hati saya tidak bisa menerima selaku manusia dengan arogansi Kapolres saya. Sebenarnya saya ini sudah akumulasi dari senior saya. Akumulasi kasat yang lain," imbuhnya.

"Namanya manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan. Setiap beliau marah, ada yang tidak cocok itu maki-makian kasar yang diucapkan. Mohon maaf, kadang sampai menyebut binatang, bajingan dan lain-lain. Yang terakhir, sama saya sebenarnya tidak separah itu. Hanya mengatakan bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain," ungkap Agus.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.