Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid berbicara mengenai klaster Covid-19 di lingkungan pondok pesantren (ponpes). Dalam kesempatan ini, dia menyebut ada ponpes yang menolak rapid test hingga tak percaya pandemi Covid-19 ini.
Hal ini diungkapkan Zainut saat membuka rangkaian peringatan Hari Pesantren tahun 2020 di Kementerian Agama, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan ini, ia menyebut telah ditemukan 1.400 santri pada 27 ponpes di 10 provinsi yang terpapar virus Corona.
"Terkait dengan daerah mana saja yang terbanyak terpapar Covid-19 itu ranking pertama adalah Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah dan Jawa Barat selebihnya tersebar di 7 provinsi lainnya, total semuanya ada 10 provinsi," sebut Zainut kepada wartawan di Kemenag, Jakarta Pusat, Kamis (1/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Zainut pun menyinggung ada satu ponpes yang hingga kini menolak melakukan rapid test terhadap penghuninya. Tak hanya itu saja, dia pun juga menemukan ponpes yang tidak percaya bahwa virus Corona itu nyata.
Atas hal ini, Zainut pun menyadari pentingnya sosialisasi di lingkungan ponpes bahwa Covid-19 adalah penyakit yang berbahaya.
"Misalnya, ada satu informasi adanya ponpes yang sampai saat ini menolak untuk dilakukan rapid misalnya, ada pondok pesantren yang tidak percaya adanya Covid misalnya, ada. Tidak percaya adanya COVID. Ini perlunya sosialisasi, perlu adanya pemahaman masyarakat ponpes bahwa COVID ini adalah sebuah penyakit yang berbahaya," sebutnya.
Simak video 'Wamenag: Masih Ada Pesantren yang Tak Percaya Virus Corona':
Untuk menindaklanjuti hal ini, Kemenag pun telah berkoordinasi dengan sejumlah kementerian hingga instansi terkait. Hal ini dilakukan untuk memastikan penanganan COVID-19 dapat berjalan baik.
"Dan kami terus melakukan koordinasi kemarin misalnya Kementerian Agama diundang oleh Bapak Menko Maritim dan Investasi (Luhut Pandjaitan), berkoordinasi bagaimana penanganan masalah klaster pondok pesantren. Kami sudah memberikan satu langkah-langkah misalnya dibentuknya pos-pos yang ini nanti bentuknya adalah terkoordinasi antara Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Gugus Covid BNPB," sebutnya.
"Kemudian juga kita melibatkan pondok pesantren dan juga ormas-ormas islam agar apa? di dalam penanganan masalah Covid Pondok Pesantren Ini betul betul bisa dilakukan dengan cara yang baik," sambungnya.