.webp)
Sumatera Barat (Sumbar) merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-75 pada hari ini. Upacara peringatan dilakukan dalam rapat paripurna istimewa DPRD Sumatera Barat di gedung Dewan.
"Meski sudah berusia 75 tahun, peringatan baru dilakukan dua kali. Hari jadi Provinsi Sumatera Barat baru dimulai tahun kemarin, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019," kata Ketua DPRD Sumbar Supardi saat membuka rapat paripurna pada Kamis (1/10/2020).
Hadir dalam kesempatan itu Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, mantan Menteri Dalam Negeri yang juga mantan Gubernur Sumbar periode 2005-2009 Gamawan Fauzi, sejarawan Minangkabau dan sejarawan Islam dari UIN Sumbar Yulizar Yunus, Ketua MUI, LKAAM, Niniak Mamak, Bundo Kanduang, dan tokoh-tokoh masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sumbar merupakan provinsi yang terakhir menetapkan hari jadi atau hari lahir," imbuh dia.
Ia mengatakan penetapan 1 Oktober 1945 sebagai hari jadi bertepatan dengan dibentuknya Keresidenan Sumatera Barat. Dahulu keresidenan dibentuk bersamaan dengan pengambilalihan pemerintahan dari tangan penjajahan Jepang.
"Momentum menetapkan tanggal 1 Oktober 1945 sebagai titik tolak Hari Jadi Sumbar adalah rapat KNID-SB yang memutuskan untuk membentuk kembali Keresidenan Sumbar dan sekaligus pengambilalihan kekuasaan Keresidenan dari tentara pendudukan Jepang oleh pemuda-pemudi yang dimotori oleh M Syafei, Dr M Djamil, dan Rasuna Said," jelasnya.
Penetapan tanggal hari lahir ini telah melalui pertimbangan mendalam serta memperhatikan nilai-nilai dan heroitisme yang terkandung di dalamnya serta dukungan data-data autentik yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pada kesempatan ini juga diserahkan Anugerah Kebudayaan Tahun 2020 kepada maestro, pelaku, dan komunitas seni budaya. Penghargaan diberikan kepada 14 orang dan kelompok yang dianggap berjasa dalam mengangkat nama Sumatera Barat. Antara lain kepada Nan Jombang Dance Company, Paguyuban Tionghoa Padang, Almarhum Syahrul Tarun Yusuf dan Gusmiati Suid, serta Pirin Asmara.
