Kasus kematian Andi Rasti Utari Dwi Rahayu (25) bersama bayi di dalam kandungannya saat bersalin di RSUD Andi Sultan Daeng Radja Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), beberapa waktu lalu berbuntut panjang. Wakil Direktur RSUD Bulukumba, dr Rizal, diperiksa polisi terkait kematian ibu dan bayinya itu, yang diduga karena telat penanganan.
"Iya memang sudah diperiksa," kata KBO Reskrim Polres Bulukumba Ipda Muhammad Dasri kepada detikcom, Rabu (30/9/2020).
Ipda Dasri membeberkan, bukan hanya dr Rizal yang telah diperiksa, sejumlah pihak terkait lainnya, seperti pihak klinik selaku pihak yang merujuk korban ke RSUD, orang tua korban selaku pihak pelapor, juga telah didalami keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapasitas yang diperiksa masih saksi semua," beber Dasri.
Dasri menyebut progres penyelidikan kasus ini terbilang lancar. Pemeriksaan lanjutan terhadap saksi lainnya segera dilakukan.
"Termasuk saksi ahli yang mau diperiksa pekan depan. Dia dokter ahli, dia yang lebih paham tentang prosedur penanganan pasien, tentang Undang-Undang Kesehatan," beber Dasri.
"Artinya, progresnya termasuk cepat lah," sambung Ipda Dasri.
Diberitakan sebelumnya, kasus ini bermula saat korban Andi Rasti, yang sedang hamil tua dan mau melahirkan, dirujuk dari klinik ke RSUD Andi Sultan Daeng Radja pada Kamis (6/8). Namun nahas, saat itu Andi Rasti dan bayinya meninggal dunia pada keesokan harinya, Jumat (7/8).
Peristiwa tersebut kemudian berbuntut panjang karena pihak keluarga korban menyebut pihak RSUD lalai menangani pasien. Salah satu yang disorot, selama 12 jam penanganan korban, sama sekali tak ada dokter di RS sehingga korban tak berhasil melahirkan. Bahkan ibu malang itu dimakamkan bersama bayi yang masih dalam kandungannya.
"Di ruangan bersalin itu cuma dikasi infus, selain itu tidak ada pergerakan, itu dokter tidak ada sama sekali datang. Diinfus saja. Adaji perawat di situ sekali-sekali," kata suami korban, Ihsan Ade Musbar, kepada detikcom, Rabu (12/8).
Dia mengatakan, pada detik-detik menjelang kematian istrinya, benar-benar tak ada dokter sama sekali. Saat istrinya mulai sekarat, barulah datang dokter.
"Ndag lama kemudian baru muncul dokter, tapi ini sekarat mi, sekarat sekali mi. Datang dokter dengan santainya main HP pakai baju biasa, dia lagi sempat-sempat angkat telepon," ucap Ihsan.
(nvl/nvl)