Bantu Korban Banjir Sukabumi, Ketua MPR: Anak-anak Tumpuan Masa Depan

Bantu Korban Banjir Sukabumi, Ketua MPR: Anak-anak Tumpuan Masa Depan

Reyhan Diandri Ghivarianto - detikNews
Rabu, 30 Sep 2020 20:46 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyp
Foto: MPR
Jakarta -

Musibah banjir bandang beberapa waktu lalu melanda wilayah Sukabumi. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) pun memberikan bantuan kepada anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) korban banjir bandang tersebut.

Ia berharap bantuan yang diberikan mampu memenuhi kebutuhan mereka selama masa pemulihan pasca bencana. Adapun bantuan yang diberikan berupa alat tulis, susu, pampers, serta uang tunai.

"Melihat wajah mereka, terlihat jelas semangat anak-anak untuk belajar tak pernah surut. Anak-anak ini adalah tumpuan Indonesia di masa depan. Musibah boleh datang mengganggu, tapi semangat belajar tetap maju. Anak-anak ini adalah tumpuan Indonesia di masa depan," ujar Bamsoet, dalam keterangannya, Rabu (30/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu ia ungkapkan saat menyerahkan bantuan untuk anak-anak korban banjir bandang di Desa Kompa Kecamatan Parungkuda, Sukabumi pada hari ini.

Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (Gerak BS), Relawan 4 Pilar, Gabungan Aksi Roda Dua Ojek Online (Garda Ojol), Yayasan Generasi Lintas Budaya, serta Ikatan Wartawan Online, berdialog dan menghibur puluhan anak-anak dengan bernyanyi bersama.

ADVERTISEMENT

Tak lupa, Bamsoet juga turut mengajarkan anak-anak tersebut nilai-nilai dari Pancasila. "Anak-anak ku sekalian jangan bersedih dengan musibah yang datang. Masih banyak kakak serta saudara kalian yang siap membantu dan menghibur. Tetap semangat belajar agar kelak kalian menjadi pemimpin bangsa yang bijak," ujar Bamsoet.

Bamsoet menjelaskan berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi per 22 September, banjir bandang yang terjadi di Sukabumi menyebabkan 299 keluarga terdampak banjir, 210 orang mengungsi, 20 orang luka, dan 3 orang harus meninggal dunia. Bamsoet mengatakan intensitas hujan lebat menjadi alasan terjadinya musibah banjir ini.

Namun menurutnya, akar permasalahan dari musibah banjir ini lebih dari itu. "Dari mulai sungai yang kehilangan perannya karena endapan lumpur hingga deforestasi hutan secara besar-besaran. Padahal bencana sudah datang silih berganti setiap tahun, anak-anak hingga dewasa menjadi korbannya. Namun pemerintah daerah hingga pusat tampaknya belum maksimal melakukan pencegahan," imbuh Bamsoet.

Bamsoet mengungkapkan Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) mencatat di tahun 2019 sudah terjadi 3.731 bencana hidrometereologi, seperti puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Sementara itu, bencana geologi seperti gempa bumi dan letusan gunung merapi terjadi sebanyak 37 kasus.

Dampaknya ada 478 warga meninggal, 109 orang hilang, dan 6,1 juta jiwa yang harus terpaksa mengungsi meninggalkan tinggal masing-masing. Oleh karena itu, Bamsoet pun berharap agar ke depan tak ada lagi anak-anak yang terganggu belajarnya serta jiwa yang melayang sia-sia, maka perlu adanya pemulihan kembali lingkungan.

"Setiap pemerintah daerah perlu membuat peta daerah rawan bencana di masing-masing wilayahnya, sebagai pedoman antisipasi sekaligus pedoman menyusun tata ruang wilayah yang harus ditaati dan dituruti semua pihak. Tak boleh lagi kawasan hijau dieksploitasi demi kepentingan ekonomi sesaat, yang pada akhirnya malah membuat anak-anak menanggung beban berat," pungkas Bamsoet.

Sebagai informasi, acara tersebut selain dihadiri masyarakat setempat, juga dihadiri Camat Cidahu Erry Estanto dan jajarannya.

(ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads