Detik-detik Bocah Pasha Dianiaya Teman hingga Ditemukan Tewas di Kapuas

Detik-detik Bocah Pasha Dianiaya Teman hingga Ditemukan Tewas di Kapuas

Adi Saputro - detikNews
Senin, 28 Sep 2020 16:59 WIB
ilustrasi tenggelam
Ilustrasi tenggelam (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, prihatin atas kasus kematian Pasha (13) yang meninggal karena perkelahian sesama anak. Dia meminta orang tua lebih mengawasi anak-anaknya agar peristiwa serupa tak terulang.

"Tentu Pemerintah Kota Pontianak belasungkawa atas kasus ini. Dan tentu ini pelajaran penting dan hikmah bagi keluarga ataupun orang tua manapun untuk saling memantau anak-anaknya di mana lokasi bermain sehingga kejadian ini tidak terulang," kata Edi Kamtono saat berkunjung ke keluarga korban di Perumnas 2, Jeruju, Pontianak, Senin (28/9/2020).

Edi menilai kasus ini sebagai kecelakaan namun dia menyerahkan kepada pihak berwajib untuk menangani kasus hukum yang menimpa anak sebagai pelaku. Edi berharap tak ada lagi korban maupun pelaku dari anak-anak yang berhadapan hukum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, saat mengunjungi rumah korban (Adi Saputro/detikcom)Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, saat mengunjungi rumah korban (Adi Saputro/detikcom)

Sementara itu, Kapolsek Pontianak Barat, AKP Eko Mardianto, menjelaskan soal peristiwa yang menyebabkan Pasha meninggal hingga ditemukan di Sungai Kapuas, tepatnya di sekitar kampus Universitas Panca Bhakti (UPB), pada Minggu (27/9) kemarin.

Dia mengatakan awalnya orang tua korban membuat laporan kehilangan karena Pasha tak pulang setelah dijemput kedua temannya. Hingga akhirnya korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di tepian Sungai Kapuas, kawasan belakang kampus UPB.

ADVERTISEMENT

"Setelah jenasah Pasha dievakuasi dan dibawa menuju ke Rumah Sakit Anton Soedjarwo, namun keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, maka pihak Polsek Pontianak Barat membuat Surat Penolakan Autopsi yang ditandatangani oleh orang tua korban. Hasil VER (visum) ditemukan luka lebam di bagian dahi," ungkap AKP Eko.

Seorang teman sebaya korban diduga sebagai pelaku. Hal ini didasarkan pada penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Ketiga temannya ini selalu bersama korban saat bermain di belakang kampus UPB, mereka bermaksud mencari remis (kerang kecil) sehingga terjadi keributan antara korban (Pasha) dengan diduga pelaku, Al, dan terjadi perkelahian, yang menyebabkan korban dipukul menggunakan sepotong kayu di bagian kepala korban sehingga korban jatuh ke sungai dalam keadaan pingsan," ungkap

Melihat kejadian ini, ketiga teman korban melarikan diri dan meninggalkan korban dalam keadaan pingsan di sungai yang menyebabkan korban meninggal dunia.

"Karena ketakutan itu, ketiganya meninggalkan korban dan tidak menceritakan kejadian ini kepada siapapun termasuk keluarga korban," ujarnya.

Barang bukti yang diamankan kepolisian berupa potongan kayu. Dan dua teman korban telah dimintai keterangan sebagai saksi.

"Karena kasus ini melibatkan anak di bawah umur, perkaranya dilimpahkan ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Pontianak kota," tutupnya.

Halaman 3 dari 2
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads