Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya sedang melakukan pendataan terkait informasi mes pekerja tempat hiburan malam yang menjadi klaster virus Corona. Informasi tersebut pertama kali disampaikan oleh Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19.
"Ya itu (klaster mes pekerja tempat hiburan malam). Kita sedang kita inventarisasi," ujar Riza di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (25/9/2020).
Untuk mencegah timbulnya klaster Corona baru, Riza meminta masyarakat melapor jika memiliki informasi dugaan pelanggaran protokol kesehatan. Namun, laporan itu harus didukung dengan data, misalnya foto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun demikian, tolong informasi yang disampaikan harus didukung oleh fakta, oleh data, syukur-syukur ada fotonya, syukur-syukur ada video, sehingga jajaran kami bisa menindaklanjuti. Siapa pun yang salah bisa kita sanksi dan jadi pelajaran kita semua," katanya.
"Apalagi terjadi di tempat hiburan yang dia buka, dua kali salahnya, bukanya salah, apalagi di situ tak disiplin, ada yang terpapar. Tolong masyarakat sampaikan kepada kami kalau ada kantor, restoran, hotel, apalagi kafe, tempat hiburan, apalagi di titik-titik tempat usaha yang tidak diperbolehkan buka, ada pelanggaran sampaikan, kami akan tindaklanjuti," ucap Riza.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 mengungkap adanya klaster baru di DKI Jakarta, yakni klaster hiburan malam. Data tersebut didasari kajian Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Data tersebut kami dapatkan dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta, bisa dilihat juga di corona.jakarta.go.id," ujar Tim Pakar Satgas COVID-19 dr Dewi Nur Aisyah lewat pesan singkat, Rabu (23/9).
Dewi menegaskan tempat hiburan malam di DKI Jakarta tidak beroperasi selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, pihaknya menemukan ada kasus aktif di sebuah mes tempat hiburan malam.
"Tim dari Dinkes DKI melakukan active case finding pada bulan Juli 2020 di salah satu mes tempat hiburan. Di sana dilakukan swab 50 orang lalu terdapat 5 orang positif. Lalu penelusuran kontak erat juga dilakukan, seluruh kontak dilakukan swab kembali sejumlah 150 orang (termasuk dengan warga sekitar), namun tidak ada penambahan kasus positif," kata Dewi.
(man/zak)