Saksi Ungkap Alasan Laporkan Ruslan Buton ke Polisi

Saksi Ungkap Alasan Laporkan Ruslan Buton ke Polisi

Isal Mawardi - detikNews
Kamis, 24 Sep 2020 17:14 WIB
Saksi, Husein Shahab, ketika bersaksi di sidang kasus Ruslan Buton di PN Jaksel, Kamis (24/9/2020).
Saksi, Husein Shahab, ketika bersaksi di sidang kasus Ruslan Buton di PN Jaksel. (Isal Mawardi/detikcom)
Jakarta -

Jaksa penuntut umum menghadirkan saksi, Husein Shahab dan Aulia Fahmi, dalam sidang lanjutan perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Ruslan Buton. Para saksi melaporkan Ruslan Buton karena menilai surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bentuk provokasi dan sara.

Sidang lanjutan ini dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2020). Kedua saksi yang dihadirkan merupakan pelapor Ruslan Buton ke Bareskrim Polri.

"Ruslan Buton memprovokasi dan menyebarkan berita bohong," ujar Husein Shahab di PN Jaksel, Kamis (24/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Unsur pidananya) berita bohong, SARA, provokasi," lanjutnya.

Husein mengatakan ia mengetahui adanya surat terbuka Ruslan Buton itu dari koran media lokal serta media online. Dalam surat itu, ada ajakan ke masyarakat untuk menuntut Jokowi turun.

ADVERTISEMENT

"Ruslan mengajak masyarakat supaya menuntut Jokowi turun," imbuh Husein.

Husein pun membacakan cuplikan surat kabar media lokal yang berisi surat terbuka Ruslan Buton ke Jokowi.

"Terkait ajakan revolusi itu ini saya bacakan," tutur Husein.

"Namun bila tidak (Jokowi mengundurkan diri), bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat, seluruh komponen bangsa dari berbagai suku, agama, dan ras yang akan menjelma bagaikan tsunami dahsyat yang akan meluluhlantakkan para penghianat bangsa, akan bermunculan harimau, singa dan serigala lapar untuk memburu dan memangsa para penghianat bangsa," kata Husein mengutip surat terbuka Ruslan Buton ke Jokowi.

Selain itu, Husein menilai surat tersebut juga bernada SARA. Husein turut membacakan isi surat sebagai berikut:

"Saya memohon dengan hormat agar saudara dengan tulus dan ikhlas secara sadar untuk mengundurkan diri dari jabatan saudara sebagai Presiden Republik Indonesia. Hal ini perlu dilakukan demi kepentingan bangsa untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum kedaulatan negara benar benar runtuh dan dikuasai asing terutama China Komunis," ujar Husein ketika membacakan cuplikan surat terbuka Ruslan Buton.

Saksi lainnya, Aulia Fahmi, mengatakan surat terbuka itu dapat membuat kegaduhan. Menurut Aulia, hal itu akan membuat masyarakat yang berbeda pendapat akan saling membenci.

"Konten ini sangat berbahaya nanti akan jadi liar. Terlihat 1-2 hari (setelah surat terbuka Ruslan Buton viral) jadi gaduh, kalau dibiarkan bisa jadi pergolakan besar," ungkapnya.

Menurut Aulia, surat ini ditulis Ruslan Buton seakan-akan mewakili suara seluruh rakyat Indonesia. Padahal, tidak semua warga sependapat dengan Ruslan.

"Adanya klaim tulisan ini mewakili (seluruh) warga negara (Indonesia)," ucap Aulia.

Diketahui, Jaksa mendakwa Ruslan Buton berbuat onar dan melakukan ujaran kebencian. Ruslan didakwa dengan 3 pasal karena membuat surat terbuka ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ruslan didakwa melakukan ujaran kebencian hingga menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dan dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat.

Dalam kasus ini, Ruslan Buton, yang merupakan pecatan TNI, ditangkap setelah membuat heboh dengan meminta Presiden Jokowi mundur lewat surat terbuka. Ruslan ditangkap di kediamannya di Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Kamis (28/5) waktu setempat.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads