Jaksa penuntut umum menghadirkan saksi, Husein Shahab dan Aulia Fahmi, dalam sidang lanjutan perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Ruslan Buton. Para saksi melaporkan Ruslan Buton karena menilai surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bentuk provokasi dan sara.
Sidang lanjutan ini dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2020). Kedua saksi yang dihadirkan merupakan pelapor Ruslan Buton ke Bareskrim Polri.
"Ruslan Buton memprovokasi dan menyebarkan berita bohong," ujar Husein Shahab di PN Jaksel, Kamis (24/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Unsur pidananya) berita bohong, SARA, provokasi," lanjutnya.
Husein mengatakan ia mengetahui adanya surat terbuka Ruslan Buton itu dari koran media lokal serta media online. Dalam surat itu, ada ajakan ke masyarakat untuk menuntut Jokowi turun.
"Ruslan mengajak masyarakat supaya menuntut Jokowi turun," imbuh Husein.
Husein pun membacakan cuplikan surat kabar media lokal yang berisi surat terbuka Ruslan Buton ke Jokowi.
"Terkait ajakan revolusi itu ini saya bacakan," tutur Husein.
"Namun bila tidak (Jokowi mengundurkan diri), bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat, seluruh komponen bangsa dari berbagai suku, agama, dan ras yang akan menjelma bagaikan tsunami dahsyat yang akan meluluhlantakkan para penghianat bangsa, akan bermunculan harimau, singa dan serigala lapar untuk memburu dan memangsa para penghianat bangsa," kata Husein mengutip surat terbuka Ruslan Buton ke Jokowi.
Selain itu, Husein menilai surat tersebut juga bernada SARA. Husein turut membacakan isi surat sebagai berikut:
"Saya memohon dengan hormat agar saudara dengan tulus dan ikhlas secara sadar untuk mengundurkan diri dari jabatan saudara sebagai Presiden Republik Indonesia. Hal ini perlu dilakukan demi kepentingan bangsa untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum kedaulatan negara benar benar runtuh dan dikuasai asing terutama China Komunis," ujar Husein ketika membacakan cuplikan surat terbuka Ruslan Buton.