Sejumlah wilayah di Jakarta sempat terendam banjir imbas hujan deras dua hari lalu. Termasuk akibat Bendung Katulampa yang sempat berstatus siaga 1.
Warga di beberapa wilayah Jakarta alhasil ada yang mengungsi. Lingkungan tempat tinggal mereka terendam mulai dari ketinggian air 20 cm sampai 50 cm.
BPDB DKI pada Senin (21/9) malam sudah mengimbau warga di lintasan Kali Ciliwung untuk mengantisipasi banjir, mengingat air kiriman dari Bogor diperkirakan tiba pada Selasa (22/9) pagi. Dan, kawasan seperti Rawajati, Jakarta Selatan hingga Kampung Melayu, Jakarta Timur kebanjiran kemarin pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data BPDB DKI ada 63 RT yang terendam. Data tersebut merupakan update pukul 06.00 WIB kemarin pagi. Kapusdatin BPBD DKI Jakarta M Insaf menuturkan di wilayah Jakarta Barat ada 14 RT yang tergenang dengan ketinggian 10-80 cm. Jakarta Selatan ada 10 RT yang tergenang dengan ketinggian 10-40 cm.
Kemudian di Jakarta Timur ada 37 RT yang tergenang dengan ketinggian 10-100 centimeter. Jakarta Pusat ada 1 RT dengan ketinggian 20-50 cm, serta ada 1 RT di Jakarta Utara yang terendam dengan ketinggian 20 cm.
Akibat banjir itu, ada 104 jiwa yang mengungsi. Untuk titik pengungsian ada di 5 lokasi, yakni Musala Riyadhul Saadah, Kembangan Utara, Jakarta Barat; PT Delta Laras Wisata Kelurahan Rawajati, RW 7, Jakarta Selatan; Puskesmas Rawajati 2, RW 7, Jakarta Selatan; Halaman Rumah Dinas, RW 7 Rawajati, Jakarta Selatan; Rusunawa Pengadegan, Jakarta Selatan.
Ketua RW 08 Tanah Rendah, Tamzis menerangkan ada delapan RT di wilayahnya yang terendam banjir. Banjir di sana sampai setengah meter.
"Iya sebagian terendam, ini termasuk kecil ya, sebagian terendam, terutama Gang 20, terendam semua, setengah meter lah," kata, Tamzis, saat dimintai konfirmasi, Selasa (22/9/2020).
Menurutnya, banjir kali ini tidak separah sebelumnya. Meski kebanjiran, tak ada warga RW 8 yang mengungsi. Tamzis mengatakan warga telah menyiapkan tempat jika banjir datang.
"Kebanyakan di pinggir kali itu bikin loteng sederhana untuk banjir kecil cuma ke atas," ucap Tamzis.
Warga Tanah Rendah, Amin Agustin, mengatakan banjir kemarin cenderung cepat surut. Amin berharap normalisasi Sungai Ciliwung dilanjutkan. Normalisasi diharapkan tak hanya berhenti sampai Bukit Duri.
"Harapan kami, proyek normalisasi Sungai Ciliwung dilanjutkan yang sempat terhenti. Pengerjaan dan penyelesaian terakhir baru sampai wilayah Bukit Duri," imbuh Amin.
Sementara itu, Warga Rawajati RW 7, Pancoran, Jakarta Selatan, mengaku masih kebanjiran meski Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memasang tanggul di lingkungannya. Warga menyebut tanggul tak berfungsi.
"Kita itu pernah dijanjikan tidak akan banjir kalau tinggian di atas tanggul, kita punya tanggul. Dari bulan Januari kemarin sampai sekarang, tanggul itu belum berfungsi sama sekali," kata Ketua RW 7, Sari (41), kepada wartawan di Rawajati, Jakarta Selatan.
Sari memaparkan dia dan warga sebetulnya sudah berharap pada tanggul dan meyakini tidak akan ada banjir di lingkungannya. Namun harapan itu pupus, banjir setinggi 40-50 cm kemarin pagi masih merendam lingkungannya.
Sari mengatakan pihak Pemprov DKI hanya menaruh tanggul seperti karung-karung di sisi sungai. Sari meminta Pemprov DKI merencanakan dengan serius solusi untuk mencegah banjir di Rawajati.
"Saya sih berpikir kenapa harus pakai dolken, pakai dolken yang ditaruh sama apa, karung-karung. Kenapa tidak besi? Kita juga waktu itu pernah juga biar tidak longsor kita dipakai besi," ucapnya.
"Nah, yang ini sekarang kita merasa sudah jadi kumuh, jadi kotor, dan tidak berfungsi gitu. Jadi harus ada yang kalaupun mau melakukan sesuatu diproyeksikannya dengan benar gitu lho, karena yang merasakan kita. Jadi dari bulan Januari sampai sekarang itu kita tidak pernah melihat manfaat dari tanggul itu," sambung dia.
Wati (55), warga RT 4 RW 7, mengaku sedih karena harus mengungsi akibat rumahnya terendam banjir. Wati sempat khawatir saat diinformasikan Bendung Katulampa berstatus siaga I.
"Ya terus terang saja, apalagi sekarang lagi COVID. Ya Allah, ada-ada saja. Gimana ini ya. Jangan ada banjir lagi, jangan deh, kasihan saya sudah berumur harus ngungsi, mending kalau rumahnya ada tingkatnya," tuturnya.
Baca juga: Jakarta Banjir, Dinas LH DKI Angkut 707,46 Ton Sampah dari Kali
Ketua RT 4 RW 7, Sumarni menerangkan banjir di kawasannya itu mulai terendam pada Selasa (22/9) pukul 03.00 WIB. Tinggi air mencapai 50 cm. Dan, pantauan di lokasi pukul 08.30 WIB, air sudah surut.
Sumarni mengatakan warga sempat panik lantaran mendapat peringatan dari Kelurahan untuk segera mengungsi saat bendung Katulampa siaga satu. Akhirnya, warga sudah mengevakuasi diri sejak pukul 20.00 WIB malam.