Anggota Komisi III Minta Komnas HAM Ikut Selidiki Penembakan Pendeta di Papua

Anggota Komisi III Minta Komnas HAM Ikut Selidiki Penembakan Pendeta di Papua

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 22 Sep 2020 07:13 WIB
Sekjen PPP Arsul Sani (Mochammad Zhacky/detikcom)
Foto: Arsul Sani (Mochammad Zhacky/detikcom)
Jakarta -

Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) berharap Presiden Jokowi membentuk tim pencari fakta untuk mengusut peristiwa penembakan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani di Papua. Anggota Komisi III DPR RI lebih menyarankan agar Komnas HAM melakukan penyelidikan awal atas kasus ini.

"Bagi Komisi III setiap tindak kekerasan terhadap pemuka agama apapun, apalagi yang menyebabkan meninggalnya pemuka agama tersebut harus diselidiki secara tuntas. Tentu penyelidikan ini bisa dengan membentuk tim pencari fakta tersendiri atau meminta Komnas HAM yang melakukannya," kata Anggota Komisi III dari Fraksi PPP, Arsul Sani kepada wartawan, Senin (21/9/2020).

Arsul mengatakan berdasarkan undang-undang, Komnas HAM memiliki kewenangan untuk menyelidiki kasus pembunuhan. Wakil Ketua MPR itu meminta agar Komnas HAM bergerak cepat merespons kasus ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut UU HAM, Komnas memang punya kewenangan untuk melakukan penyelidikan atas kasus seperti itu. Karena itu terlepas dari apakah nantinya akan dibentuk tim tersendiri, hemat kami Komnas HAM agar responsif dengan melakukan penyelidikan awal," katanya.

"Saran kami seperti itu, karena Komnas tentu lebih ready untuk langsung bertugas, tanpa harus membentuk personil maupun menyiapkan anggarannya. Jadi kami meminta bukan hanya soal penembakan di atas, tapi semua kasus kekerasan terhadap pemuka agama," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Namun demikian, Arsul juga meminta kepada TNI dan Polri terbuka untuk menyelidiki kasus ini. "Tentu kami meminta baik TNI dan Polri tetap terbuka dan memfasilitasi penyelidikan seperti itu," katanya.

Lihat juga video 'Dua Pengemudi Ojek Ditembak KKB di Intan Jaya Papua':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, Pendeta Yeremia Zanambani meninggal dunia usai ditembak oleh anggota KKSB di Hitadipa, Papua. TNI menyebut tindakan KKSB itu untuk mencari perhatian menjelang sidang utama PBB.

Kapen Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa, mengatakan para anggota KKSB itu telah menyebar fitnah bahwa TNI telah melakukan penembakan. Padahal faktanya, kata Suriastawa, penembakan itu dilakukan oleh KKSB.

"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan, bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah settingan mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan, bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB," kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).

Merespon peristiwa itu Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersurat langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Panglima TNI, dan Kapolri supaya peristiwa ini diusut tuntas. PGI ingin agar tim pencari fakta dibentuk.

"PGI mengecam keras peristiwa pembunuhan ini, dan olehnya kami memohon agar Bapak Presiden segera memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas kasus ini dengan membawanya mengusulkan dibentuknya Tim Pencari Fakta yang independen," demikian bunyi petikan surat PGI kepada Jokowi, salinan diterima detikcom dari PGI, Senin (21/9).

Halaman 2 dari 2
(lir/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads