Sejumlah wilayah di Jakarta mulai diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan soal hujan yang turun di Jakarta itu, padahal masih dalam musim kemarau.
Kepala Sub-Bidang Analisis dan Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi mengatakan hujan itu terjadi karena gelombang atmosfer di equator atau MJO sedang aktif di atas wilayah Indonesia pada pertengahan September ini. Selain itu, ia menambahkan, suhu perairan di utara Pulau Jawa masih hangat sehingga memunculkan awan potensi hujan.
"Pada pertengahan September ini gelombang atmosfer di equator (MJO) sedang aktif di atas wilayah maritim continent/Indonesia ditambah masih hangatnya perairan di sekitar utara Pulau Jawa, hal ini menambah untuk masih munculnya awan-awan konvektif yang berpotensi hujan. Salah satu karakteristik dari gangguan MJO pada pola hujan harian adalah sering mengakibatkan hujan di sore dan malam hari meskipun di periode musim kemarau," ucap Adi Ripaldi saat dikonfirmasi, Jumat (18/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun demikian, gangguan ini tidak berlangsung lama karena MJO aktifnya paling lama 3-5 hari. Kemudian terus bergerak menuju fase berikutnya dari barat ke timur-timur laut pada periode bulan ini," imbuhnya.
Meski demikian, ia menyebut saat ini Jakarta belum memasuki musim hujan. Menurutnya, musim hujan di Jakarta diprediksi baru terjadi pada akhir Oktober dan November.
"Apakah DKI sudah masuk musim hujan? Belum. BMKG memprediksi musim hujan paling cepat di DKI akhir Oktober itu mulai dari Jakarta Selatan. Untuk Jakarta Pusat, Timur, dan Utara baru akan masuk di sekitar November dan Desember," sebutnya.