CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah buka suara mengenai konfliknya dengan Tim Munafri Ariefuddin (Appi)-Rahman Bando. Eep tidak memungkiri telah melakukan kerja sama dalam bentuk 'pendampingan-terbatas' bersama Erwin Aksa selaku Ketua Tim Appi-Rahman.
Eep mengatakan kerja sama itu dimulai sejak 19 Agustus 2020. Eep pun membeberkan 5 aspek kerja sama dengan 'pendampingan-terbatas' itu. Salah satunya, konsultasi dengan dan pendampingan oleh Eep.
"Membangun dan mengelola Dashboard Kerja Pemenangan dalam rangka digitalisasi political marketing Appi-Rahman. Penyelenggaraan dua kali survei selama masa kerja Pendampingan Terbatas, Agustus-Desember. Membentuk dan mengelola Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap kerja pemenangan Appi-Rahman. Menyelenggarakan Quick Count pada hari pencoblosan Pilkada, 9 Desember 2020," papar Eep dalam keterangan tertulis, Rabu (16/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cakupan kerja sama pendampingan di Kota Makassar ini hanya meliputi sekitar seperlima saja dari keseluruhan kerja 'Pendampingan-Penuh' yang menjadi layanan PolMark Indonesia. Karena itulah kami menyebutnya sebagai 'Pendampingan-Terbatas'," sambungnya.
Eep menegaskan tak pernah menyembunyikan hasil survei lembaganya. Pun, kata dia, PolMark selalu terbuka menyampaikan mitra yang bekerja sama dengannya. Namun, dalam kerja samanya dengan Tim Appi-Rahman, disepakati komitmen untuk tidak mempublikasikan hasil survei dengan pertimbangan strategis tertentu.
"Jadi, kami tak pernah dan tak punya niat membantah soal adanya kerja sama dengan pihak EA dan/atau MA dan/atau Appi-Rahman. Berita mengenai bantahan saya terhadap meme hasil survei Kota Makassar tidak akurat. Saya tidak pernah membantah mengenai ada/tidaknya kerja sama survei/pendampingan dengan Appi-Rahman. Yang saya bantah adalah bahwa kami bukan pembuat meme itu. Saya juga membantah isi meme tersebut karena tidak akuratnya data/keterangan di dalamnya," tutur Eep.
Eep pun lantas menjelaskan perihal meme hasil survei yang memenangkan Appi-Rahman yang beredar. Kemunculan meme itu, kata dia, berawal saat Erwin Aksa mengirimkan hasil survei Profetik Institute yang memenangkan kandidat lainnya. Erwin Aksa, dilanjutkannya, kemudian meminta PolMark untuk mengeluarkan hasil survei lama sebagai bantahannya.
Eep mengaku telah menyarankan agar Erwin Aksa mengeluarkan hasil survei terbaru, mengingat sesuai kesepakatan PolMark juga akan melakukan dua kali survei lagi soal Pilkada Makassar. Namun, kata Eep, saran itu tak diindahkan Erwin Aksa.
"Pada pukul 10.39, pagi hari yang sama (Senin, 14/9/2020), EA mengirimkan kepada saya meme publikasi hasil survei yang mencantumkan gambar profil saya, nama saya dan PolMark Indonesia. Saya langsung menyatakan keberatan. Saya juga keberatan atas penyertaan kata-kata jumawa, 'Konsultan politik ternama yang memenangkan Jokowi-Ahok dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menjadi Gubernur Jakarta' dalam meme itu. Saya sampaikan bahwa itu bukan cara saya. Saya memang keberatan. Terlebih-lebih, kemudian saya lihat ada pencantuman waktu survei dan data yang keliru/bermasalah," papar Eep.