Komisi I DPR RI menggelar rapat dengan Badan Intelijen Negara (BIN). Rapat membahas soal anggaran program kerja tahun 2021, serta menyinggung soal Pasukan Khusus Rajawali.
Pantauan detikcom, rapat digelar ruang rapat Komisi I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/9/2020), sekitar pukul 10.00 WIB. Rapat pun dilakukan secara tertutup.
Anggota Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno Laksono atau Dave Laksono mengatakan Kepala BIN Budi Gunawan tidak hadir dalam rapat tadi. Menurut Dave, rapat diwakili oleh Wakil Kepala BIN Teddy Lhaksmana serta sejumlah pejabat lainnya.
"Waka (BIN) dengan para deputi dengan eselon 2," kata Dave saat dihubungi, hari ini.
Dave mengatakan rapat itu membahas banyak hal. Mulai dari anggaran untuk 2021 hingga isu-isu terkini terkait penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) serta Pilkada 2020.
"Ada banyak hal yang dibahas tapi yang utama itu soal anggaran BIN untuk tahun 2021 terus laporan juga dan kelanjutan dari program-program sebelumnya. Nah tentang pengamanan juga tentang menghadapi Pilkada. Gitu lah. COVID juga, pembahasan tentang menyiapkan juga dalam penanganan isu seputaran COVID-19," ujar Dave.
![]() |
Selain itu, Dave mengungkapkan, rapat juga membahas soal Pasukan Khusus Rajawali BIN yang menuai polemik. Kepada Komisi I, BIN menyebut pasukan Rajawali dibuat untuk pelatihan anggota personel BIN dalam menghadapi situasi tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa yang membahas. Tapi itu kan sudah jelas penegasan hukumnya sudah ada dan mereka itu siapa. Jadi bukan bentukan baru. Jadi memang sejumlah anggota personel BIN yang dilatih lah untuk menghadapi situasi-situasi tertentu," ungkap Dave.
Menurut politikus Golkar ini, Pasukan Rajawali bukan pasukan tim bersenjata yang sengaja dibentuk BIN. Namun, kata Dave, itu sarana pelatihan bagi para personel BIN terkait pencegahan atau pengendalian terorisme (counter-terorism).
"Jadi ini ada persepsi yang beragam di masyarakat luas bahwa BIN membentuk satu unit tim bersenjata. Itu tidak betul, bukan begitu. Tadi dijelaskan lah itu adalah personel BIN, siswa-siswa BIN yang mereka diberi pengetahuan tentang penggunaan senjata menghadapi counter terorism segala macam. Karena kan dalam menjalankan tugasnya sering kali menghadapi ancaman atau menghadapi serangan, ya untuk mencegah keselamatan dan juga menyelesaikan tugasnya ya dibekali lah ilmu seperti itu," jelasnya.
"Jadi jangan pikiran BIN membentuk komando pasukan khusus tersendiri, tapi bukan seperti itu," imbuh Dave.
Sebelumnya diberitakan, Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengunggah video penampilan khusus Rajawali BIN di akun Instagram pribadinya dua hari lalu. Bamsoet menyampaikan rasa bangga dengan penampilan pasukan khusus yang menggunakan senjata laras panjang itu.
Dalam video itu tampak pasukan Rajawali BIN memperagakan aksi militer. Mereka tampak mengenakan senjata laras panjang. Pasukan muncul dari berbagai arah. Suara rentetan tembakan terdengar.
"Pasukan Khusus Rajawali BIN memang beda. Selamat! Penampilan yang luar biasa. Jaga Indonesia. Jaga NKRI," tulis Bamsoet dalam unggahannya seperti dilihat detikcom, Sabtu (12/9).
(hel/elz)