Pakar Intelijen Mengungkap Fakta 'Pasukan Khusus Rajawali' BIN

Pakar Intelijen Mengungkap Fakta 'Pasukan Khusus Rajawali' BIN

Tim detikcom - detikNews
Senin, 14 Sep 2020 13:21 WIB
Pasukan khusus Rajawali BIN.
Foto: Intelijen khusus Rajawali BIN. (Dok Instagram Ketua MPR Bambang Soesatyo)
Jakarta -

'Pasukan khusus Rajawali' BIN sedang ramai diperbincangkan setelah muncul postingan dari ketua MPR Bambang Soesatyo. Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati berpendapat intelijen khusus (Intelsus) "Rajawali" yang dimiliki oleh Badan Intelijen Negara (BIN) bukan merupakan pasukan khusus.

"Intelijen khusus Rajawali bukan pasukan khusus, namun taruna/taruni dan para agen lulusan STIN dan Seno (BIN) yang terpilih dididik untuk memiliki kemampuan Intelsus termasuk kemampuan intelijen tempur (Intelpur)," kata Susaningtyas, dalam keterangan kepada wartawan, Senin (14/9/2020).

Sebelumnya dalam video yang viral di media sosial, BIN menampilkan atraksi 'pasukan khusus' bernama Rajawali. 'Pasukan khusus' dengan senjata laras panjang tersebut beraksi saat Inaugurasi Peningkatan Statuta STIN di Plaza STIN, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan yang akrab disapa Nuning ini mengatakan, nantinya tim intelijen tersebut dikirim ke tempat penugasan melaksanakan operasi intelijen penting memiliki kemampuan dalam menghadapi ancaman.

"Jangan sampai saat hadapi kelompok bersenjata tak paham mengatasinya. Contohnya di Papua yang memiliki titik wilayah gawat (red spot)," tutur Nuning.

ADVERTISEMENT

Dengan pertimbangan ancaman dan medan tugas yang akan dihadapi di Papua tersebut, kata Nuning, mereka perlu dibekali kemampuan intelijen khusus dan intelijen tempur sehingga lebih siap pada saat bergabung dengan satgas TNI/Polri.

"Seharusnya masyarakat bangga siswa STIN memiliki soft skill yang hebat," tutur Nuning.

Dikatakannya, dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara yang menyebut Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) sebagai pemasok sumber daya manusia (SDM) utama untuk BIN. Oleh karenanya, menurut Nuning, STIN terus mengembangkan pendidikan serta pelatihan untuk mencapai tujuan agar BIN dapat mencapai kemampuan intelijen berkelas dunia.

"Siswa STIN pantas dan harus memiliki keterampilan, seperti ahli bela diri, siber, dan keahlian forecasting, dan lain-lain. Nuning menyatakan, keahlian seperti itu diperlukan kelak ketika mereka terjun di lapangan. Hal ini menunjukkan intelijen kita tidak kalah dengan 11 badan Intelijen terbaik dunia, seperti MI6, CIA, GRU, DGSE, ISI, Mossad, CSIS, BND, ASIS, R&AW, dan MSS China yang hebat," papar Nuning.

Apalagi, tambah mantan anggota Komisi I DPR RI ini, akan ada kedeputian baru yang membidangi ASN. Kedeputian baru ini juga harus memiliki tenaga-tenaga ahli di bidang psikiatri dan psikologi forensik yang paham tentang ilmu perilaku atau profilling, sosiolog yang memahami perilaku sosial aparatur negara.

Nuning berharap pro dan kontra yang muncul terkait pasukan Rajawali bisa menjadikan BIN semakin kuat dan profesional.

"Negara tangguh bila Intelijen-nya kuat. Era kepemimpinan Jendral Pol (Purn) Prof Budi Gunawan banyak kemajuan dicapai terutama pengembangan SDM dan teknologinya," ujarnya.

(fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads