Pendakwah Syekh Ali Jaber ditusuk orang tidak dikenal di Bandar Lampung, Lampung. Sontak, peristiwa itu pun membuat geger.
Peristiwa penusukan itu terjadi pada Minggu (13/9) kemarin. Syekh Ali Jaber ditusuk saat sedang mengisi ceramah di Masjid Falahuddin, Bandar Lampung.
Video penusukan itu pun viral di media sosial. Dalam video itu, Syekh Ali Jaber tampak sedang duduk di atas panggung. Mendadak, ada seorang pria naik ke atas panggung dan menusuk Syekh Ali Jaber. Para peserta yang hadir langsung histeris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syekh Ali Jaber pun lantas dilarikan ke rumah sakit. Meski kondisinya tak parah, Syekh Ali Jaber mengalami luka di bagian tangan.
Sementara, sang pelaku penusukan langsung diamankan di tempat kejadian. Polisi juga telah memeriksa tempat kejadian perkara dan mendengarkan keterangan para saksi.
"Pelaku juga sudah bisa kita amankan. Melakukan penyelidikan di tempat perkara, kemudian memeriksa atau mendengarkan dari saksi korban maupun saksi di TKP," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi, Minggu (13/9).
Kronologi penusukan itu juga diungkapkan Syekh Ali Jaber sendiri. Melalui video yang diunggah di kanal YouTube, Syekh Ali Jaber bersyukur telah diselamatkan dari upaya pembunuhan.
Di video itu, Syekh Ali Jaber tampak duduk di ranjang. Dia terluka di tangan sebelah kanan. Masih tampak bercak darah di baju yang dipakai Syekh Ali Jaber.
"Alhamdulillah, ini pengalaman baru bagi saya. Selama ini 12 tahun di Indonesia mengajar masyarakat, menjaga kebersatuan, menjaga kebersamaan, damai-sejahtera. "Ternyata nasib saya di Bandar Lampung, pas isi acara, Allah SWT, takdirkan ada orang datang, dan Allah selamatkan dari pembunuhan," kata Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber pun menjelaskan bagaimana dirinya bisa selamat dari upaya pembunuhan itu. Kala itu, ketika tahu ada orang datang dan akan mencelakai dirinya, dia langsung mengangkat tangan untuk menutupi bagian leher. Lalu, pisau yang dibawa pelaku menusuk lengannya.
"Saya bisa selamat karena Allah takdirkan. Saya angkat tangan di posisi ke depan leher dan dada, dan tusukan cukup keras, cukup kuat, sampai separuh pisau masuk ke dalam, cukup dalam," kata Syekh Ali Jaber.
Simak video 'Syekh Ali Jaber Ditusuk saat Berdakwah di Lampung':
Dia menyebut pisau tertancap di lengannya hingga patah. Patahan pisau itu kemudian diambilnya sendiri.
"Alhamdulillah di tangan, bukan di leher, sampai patah pisaunya. Saya sendiri yang lepaskan pisaunya, yang sudah patah di dalam. Saya keluarkan, alhamdulillah, alhamdulillah, inalillahi wainailaihi rojiun," kata Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber pun menganggap peristiwa ini sebagai pelajaran baginya. Dia berpesan agar seluruh masyarakat menjaga persatuan.
"Ini pelajaran baru bagi saya, mudah-mudahan Indonesia tetap bisa menjaga... Sejahtera dan kita bersatu untuk memperjuangkan Al-Qur'an di negeri kita tercinta," tuturnya.
Peristiwa penusukan terhadap Syekh Ali Jaber ini pun langsung mendapat kecaman dari Menko Polhukam Mahfud Md. Mahfud meminta aparat keamanan segara mengungkapkan identitas dan motif pelaku penusukan.
"Aparat keamanan Lampung supaya segera mengumumkan identitas pelaku, dugaan motif tindakan, dan menjamin bahwa proses hukum akan dilaksanakan secara adil dan terbuka," kata Mahfud dalam keterangan, Minggu (13/9/2020).
Mahfud mengatakan Syekh Ali Jaber kerap membantu pemerintah untuk mengingatkan masyarakat terhadap virus Corona. Sosok Syekh Ali Jaber dinilai membantu pemerintah sejak era Presiden SBY hingga Presiden Jokowi.
"Syekh Ali Jaber adalah ulama yang banyak membantu pemerintah dalam amar makruf nahi munkar dalam kerangka Islam rahmatan lil alamiin, Islam sebagai rahmat dan sumber kedamaian di dunia, Islam wasathiyyah. Selama ini beliau selalu berdakwah sekaligus membantu satgas COVIDF-19 dan BNPB untuk menyadarkan umat agar melakukan sholat di rumah pada awal-awal peristiwa Corona," ujar Mahfud.
"Jadi Syekh Ali Jaber adalah ulama yang aktif membantu pemerintah yang bahkan pernah berceramah dan berbuka puasa bersama Presiden Joko Widodo, Presiden SBY, dan pimpinan lembaga negara lainnya," lanjutnya.