Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama keluarga besar Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI-Polri (FKPPI) menekankan kepatuhan setiap warga negara dalam menjalankan protokol kesehatan melawan pandemi COVID-19 merupakan bagian dari sikap bela negara. Kader FKPPI pun akan menjadi bagian dari pemasifan Gerakan Memakai Masker yang digagas Presiden Joko Widodo.
Bamsoet mengatakan hal tersebut dilakukan karena kader FKPPI telah tersebar hingga ke berbagai pelosok pedesaan, serta mempunyai modal sikap disiplin yang telah ditanamkan para orang tua TNI - Polri sejak kecil. Diharapkan nantinya dengan gerakan tersebut bisa menyadarkan masyarakat bahwa pandemi COVID-19 tak boleh disikapi dengan main-main.
"Kemungkinan besar vaksinasi baru bisa dilakukan di awal tahun 2021. Masih ada sekitar 3-4 bulan lagi bagi kita untuk bersama-sama berjuang melawan virus COVID-19. Karena itu memasuki usia ke-42 tahun di tahun 2020 ini, seluruh kader FKPPI tak boleh lengah serta harus menjadi bagian dalam perang melawan COVID-19. Jadilah Duta Pencegahan COVID-19 yang baik. Ingatkan saudara dan lingkungan terdekat untuk mentaati protokol kesehatan. Ketaatan tersebut bisa menyelamatkan nyawa kita semua," ujar Bamsoet, dalam keterangannya, Sabtu (12/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu ia ungkapkan saat menghadiri HUT ke-42 FKPPI secara virtual bersama Ketua Umum Keluarga Besar FKPPI di Jakarta pada hari ini. Bamsoet memaparkan secara total kasus positif COVID-19 di Indonesia hingga 11 September 2020 sudah mencapai 210.940. Indonesia berada di urutan ke-23 negara dengan jumlah kasus positif COVID-19 terbanyak dunia. Pasien positif yang masih dirawat mencapai 52.179, meninggal sebanyak 8.544, dan sembuh sebanyak 150.217.
"Sementara secara global, kasus positif COVID-19 di dunia sudah menembus 28.659.610, meninggal sebanyak 919.715, dan sembuh sebanyak 20.585.981. Kasus terbanyak berada di Amerika Serikat dengan jumlah positif COVID-19 mencapai 6,6 juta, kemudian India sebanyak 4,6 juta, Brazil sebanyak 4,4 juta, dan Rusia sebanyak 1,05 juta. Data berbicara, laju penyebaran COVID-19 di dunia maupun Indonesia belum ada tanda-tanda penurunan," jelas Bamsoet.
Bamsoet menegaskan diperlukan kesadaran setiap anak bangsa untuk taat menjalankan protokol kesehatan agar laju penyebaran COVID-19 bisa ditekan. Sehingga nantinya aktivitas ekonomi dan sosial tak terlalu terhambat.
"Sebelum berbicara lebih jauh tentang proxy war, ancaman nirmiliter, perang dagang Amerika-Tiongkok, ketegangan di Timur Tengah yang tak juga mereda, hingga konstelasi antara Rusia dengan Turki, dunia juga dihadapi persoalan yang tak kalah genting akibat pandemi COVID-19. Musuh bernama virus COVID-19 berada di depan mata kita semua. Menuntut semua warga dunia termasuk Indonesia, ambil bagian dalam melawannya," pungkas Bamsoet.
(mul/mpr)