Menristek Bambang Brodjonegoro mengungkapkan ada 3 perusahaan swasta di Indonesia yang potensial untuk memproduksi vaksin Corona 'Vaksin Merah Putih'. Ketiga perusahaan tersebut tetap diminta mengurus prosedur yang dibutuhkan.
"Kami dalam konsorsium Vaksin Merah Putih juga mengundang beberapa perusahaan farmasi swasta untuk ikut produksi vaksin COVID-19. Sejauh ini ada 3 perusahaan potensial, tentunya mereka harus urus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik dan harus menyiapkan line of production," ujar Bambang seusai bertemu Presiden Jokowi, yang disiarkan di YouTube Setpres, Rabu (9/9/2020).
Sejauh ini, PT Bio Farma milik BUMN sudah ditunjuk untuk memproduksi Vaksin Merah Putih. Bibit Vaksin Merah Putih tengah dikembangkan di Lembaga Molekuler Eijkman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, PT Bio Farma akan memproduksi Vaksin Merah Putih sebanyak 250 juta dosis per tahun. Tiap warga akan divaksinasi 2 kali. Untuk itu, pemerintah membuka peluang menggandeng perusahaan swasta untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin.
"Kita harap Indonesia punya kemandirian di dalam penyediaan dan pengembangan vaksin dan yang harus diperhatikan dari penelitian tahap awal, ada kemungkinan pemberian bisa lebih dari sekali dan itu setiap individu. Kalau penduduk sekitar 270 juta, yang harus divaksin minimal 540 juta dan otomatis butuh kapasitas produksi besar," kata Bambang yang juga ditunjuk sebagai Ketua Penanggungjawab Tim Vaksin Merah Putih.
Bambang mengatakan bahwa bibit vaksin yang dikembangkan berasal dari isolat virus Corona yang beredar di Indonesia. Diharapkan, Vaksin Merah Putih bisa diterapkan di Indonesia.
"Kami juga laporkan ke pak presiden bahwa bibit vaksin yang dikembangkan Vaksin Merah Putih dari isolat virus yang beredar di Indonesia sehingga kita berharap Vaksin Merah Putih cocok menjaga daya tahan tubuh warga Indonesia terhadap COVID-19," ujar Bambang.
(dkp/imk)