Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang telah menyadari pentingnya mengutamakan aspek kesehatan dibandingkan aspek ekonomi pada masa pandemi COVID-19. Ia menilai pernyataan yang disampaikan Presiden di Istana Negara tersebut harus menjadi petunjuk para menteri untuk tidak hanya fokus pemulihan ekonomi saja.
Namun ia menyayangkan karena pernyataan ini sedikit terlambat. Sebabnya kementerian di kabinet Jokowi lebih banyak yang mengutamakan aspek ekonomi dibanding kesehatan. Data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga menyebut kasus terkonfirmasi positif COVID-19 akan mencapai 200 ribu dan lebih dari 8.000 di antaranya meninggal dunia.
Jumlah kasus tersebut lebih tinggi dibanding China yang merupakan episentrum awal COVID-19 yang menyebar di seluruh dunia. Indonesia saat ini telah masuk dalam jajaran 10 besar negara dengan kasus positif terbanyak di Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak awal, Fraksi Partai Demokrat telah mengingatkan pemerintah akan pentingnya memperhatikan kesehatan. Akan tetapi, selama ini pemerintah lebih fokus pada ekonomi sehingga kasus COVID-19 tidak tertangani dengan baik," ungkap Syarief dalam keterangannya, Selasa (8/9/2020).
Ia juga mendorong para menteri untuk menjalankan arahan dari Presiden Jokowi. Menurutnya, para menteri harus satu kendali di bawah presiden, jangan mengambil kebijakan pemulihan ekonomi saja, melainkan utamakan kebijakan kesehatan.
"Karena bagaimana ekonomi mau membaik, sementara masyarakat yang menjadi pelaku utama terganggu kesehatannya?" tanya Syarief.
Syarief juga berharap agar pandemi COVID-19 ini bisa segera ditangani dengan baik. Menurutnya, pangkal permasalahan ada pada aspek ketegasan dan koordinasi kebijakan yang jelas dan terarah mulai dari tingkat pusat sampai bawah.
"Pemerintah harus mengambil kebijakan dari hulu ke hilir. Dari aspek kesehatan ke aspek ekonomi, bukan sebaliknya. Pemerintah harus tegas dengan koordinasi yang tepat dan cepat agar dapat menekan laju kasus COVID-19 di Indonesia," tutupnya.
(prf/ega)