.webp)
Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Polri rutin melaporkan progres hasil penyelidikan kebakaran gedung Kejaksaan Agung (Kejagung). Komisi III DPR RI meminta semua pihak bersabar dan memberi kesempatan kepada aparat penegak hukum mengusut kasus ini.
"Terkait penyelidikan kebakaran gedung Kejaksaan Agung yang masih berjalan, saya meminta kepada semua elemen masyarakat untuk bersabar dan memberi kesempatan serta kepercayaan kepada aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini," kata Ketua Komisi III, Herman Hery kepada wartawan, Selasa (8/9/2020).
Herman juga meminta masyarakat mempercayakan penuntasan kasus kebakaran gedung Kejagung kepada aparat. Selain itu, Herman mengingatkan agar kejaksaan dan kepolisian terus berkoordinasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Percayakan kepada aparat yang berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan bisa memberikan informasi yang seterang-terangnya kepada publik. Sebagai Ketua Komisi III DPR, saya mengimbau dan mendorong kepolisian dan kejaksaan terus melakukan koordinasi yang baik dalam mengusut insiden kebakaran ini," ujar Herman.
Lebih lanjut Herman mengatakan Polri sejauh ini cukup transparan menyelidiki kebakaran gedung Kejagung. Herman juga mengatakan Polri memiliki aturan dalam membuka proses penyelidikan.
"Sejauh ini saya lihat Polri sudah cukup transparan dalam menyelidiki peristiwa kebakaran gedung Kejagung tersebut. Selain itu, aparat penegak hukum tentu memiliki aturan dalam mengumumkan proses atau hasil penyelidikan kepada publik," imbuhnya.
Sebelumnya, ICW meminta Polri melaporkan progres harian hasil penyelidikan kebakaran gedung Kejagung. Hal itu penting dilakukan mengingat peristiwa kebakaran terjadi di tengah sorotan perkara besar yang saat ini ditangani Kejagung.
"Kita juga mendesak agar kepolisian atau siapa pun yang menyelidiki terkait dengan terbakarnya gedung Kejaksaan Agung untuk segera mengumumkan rutin apa perkembangan penanganan penyelidikan soal terbakarnya gedung Kejaksaan Agung. Apakah memang ada oknum tertentu yang memang menginginkan beberapa bukti," kata Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana dalam video konferensi di kanal Facebook Sahabat ICW, Senin (7/9).
(rfs/zak)
