Pengurus Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) NTB bersyukur diberi 'kantor' baru pengganti kantor mereka yang terdampak gempa 2018. Inventaris kantor PPDI disebut luluh lantak saat gempa mengguncang Mataram, Lombok, dan sekitarnya saat itu.
"Di luar dugaan saya, saya bercerita bahwa PPDI ini organisasi tertua, tahun 1989 berdiri. Tidak memiliki kantor, dan juga fasilitas kantor inventaris hancur lebur karena gempa kemarin. Dan dengan spontan Pak Iqbal memberikan kami, tanpa rekayasa, berikan kami inventaris kantor," kata Ketua PPDI NTB Asim Barnas di Jalan Dr Sutomo Nomor 22, Mataram, NTB pada Kamis (3/9/2020).
Asim menuturkan inventaris baru, seperti laptop, printer, serta meja kerja, membuat PPDI merasa punya kantor lagi. Bantuan itu diberikan oleh Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ini nggak menyangka seorang Kapolda mau berkunjung tempat kami. Banyak yang disampaikan arahan, motivasi kepada kami. Kami pun begitu, itulah yang kami harapkan. Bapak Kapolda kami anggap bapak bagi kami, kita semua, mau mendatangi anaknya itu loh, itu jadi kebanggaan bagi kami. Selama ini dari penyandang, sering ketika saya masih aktif, sebelum jadi ketua (PPDI), sering ketua saya mengundang kepala-kepala dinas, kepala instansi lain. Itu jarang sekali turun tangan hadir untuk menemui kami. Ini beda, ini yang kami rasakan, begitu Bapak Kapolda ini membuat kami merasa terayomi," ungkap Asim.
Asim berharap dia dan rekan-rekan penyandang disabilitas di NTB dipenuhi hak-haknya sesuai undang-undang oleh pemerintah. Harapan itu dia sampaikan kepada Iqbal.
"Saya bilang tadi antara bapak dan anak tahun ini sudah terjalin. Harapan kami ke depan bagaimana penyandang disabilitas diperhatikan, dikembalikan hak-haknya sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016. Itu yang kami sampaikan ke Pak Iqbal agar ini bisa diimplementasikan di seluruh instansi Pemerintahan NTB. Contoh (hak disabilitas) akses di fasilitas publik. Banyak sekali teman kami disabilitas tidak bisa mengakses tempat-tempat umum. Tapi ini memang sudah dikerjakan oleh Dinas Perhubungan, kami juga apresiasi. Di trotoar contohnya, sudah ada guiding block. Tapi banyak di perkantoran belum," tutur Asim.
Asim menyebut sebelumnya PPDI tak memiliki jalinan silaturahmi dengan kepolisian. Oleh sebab itu dia menilai kedatangan Iqbal adalah hal yang berkesan.
"Saya begitu sosok pemimpin yang patut diteladani, dicontoh dan juga seperti bapak dan anak, dekat. Selalu membicarakan hal yang positif. Tanpa meminta, beliau dengan tanggap mengerti apa yang kita mengerti sebagai anaknya. Dan beliau tidak meminta sambutan yang meriah, yang diedit, di-setting begitu. Beliau natural. Ini yang sangat berkesan di kami. Ini tidak bisa kami lupakan. Baru ini kami jumpai seorang Kapolda, jenderal bintang dua turun merangkul kami secara langsung," cerita Asim.
Asim menerka kedatangan Iqbal menemui dirinya dan rekan-rekannya karena melihat video tentang Corona yang dibuat oleh PPDI. Asim menuturkan hal itu mungkin mencuri perhatian Iqbal.
"Awalnya kami buat kampanye Inpres Nomor 6/2020 itu, untuk pencegahan COVID-19, kami buat video. Dan video itu yang mungkin Pak Iqbal dan jajaran polda merasa tergugah. Seorang penyandang bisa berbuat seperti saudara-saudaranya yang nondisabiltas. Acara (pertemuan) ini natural sekali, tidak ada diatur. Berulang kali saya tanya, ini dalam rangka apa, tema apa, pihak kepolisian nggak beritahu kami. " ucap Asim.
"Hanya info saja Bapak mau berkunjung ke kantor PPDI, sehingga kami kebingungan penyambutannya kayak apa. Jadi kami nggak ada mempersiapkan protokol, MC, atau apa. Dan juga, beliau juga enjoy saja duduk di kursi yang reyot, nggak tanggung-tanggung. Tidak kayak pejabat lain harus pake kursi busa, disambut meriah, macem-macem. Ini yang jadi nilai tambah dari kami," sambung Asim.
Asim menyampaikan juga Iqbal akan memfasilitasi pembuatan sim khusus untuk penyandang disabilitas. Sebagai gantinya, tutur Asim, Iqbal meminta PPDI untuk berperan aktif dalam menggaungkan protokol kesehatan.
"Mungkin untuk sementara kerja sama yang tadi disampaikan ini untuk komunitas kami dari Dirlantasnya sudah menyiapkan namanya sim B, mungkin juga Kabidkum kita sudah didampingi ketika ada penyandang disabilitas dengan kasus hukum. Jadi kerja samanya begitu. Yang tadi ditekankan, kami ini PPDI mendukung Bapak Kapolda dalam rangka pencegahan COVID-19. Kami bertekad menyosialisasikan ke penyandang disabilitas agar mematuhi protokol kesehatan yang dituangkan, dijalankan Inpres 6/2020," jelas Asim.
![]() |
Menanggapi kunjungan ke PPDI NTB, Iqbal mengaku kagum akan semangat para disabilitas yang tetap bekerja, bahkan saat pandemi. Iqbal menyebut ada 23 ribu penyandang disabilitas di NTB dan mayoritas memiliki pekerjaan.
"Saya terkejut mendengar mereka bekerja semua. Tidak ada yang berpangku tangan, mereka ada yang PNS, pegawai swasta. Dari 23 penyandang disabilitas di NTB, mayoritas bekerja semua. Mereka terharu (dikunjungi), terus juga semangat karena tidak sedikit orang-orang yang 'memarginalkan' mereka. Tapi dengan itu juga menyulut semangat mereka untuk terus berkarya. Mereka kan punya kendaraan khusus misalnya sepeda motor roda tiga, kami sudah bantu untuk semuanya harus punya SIM khusus," pungkas Iqbal.