Pemerintah memberikan keterangan terkini terkait kondisi penyebaran virus Corona (COVID-19) di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Pemerintah menjelaskan kasus Corona di Jabar mengalami fluktuasi cenderung meningkat.
"Secara umum kasus COVID-19 di Jawa Barat mengalami fluktuasi, namun cenderung mengalami peningkatan," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, saat memberikan keterangan di akun YouTube Setpres, Kamis (3/9/2020).
Berdasarkan data kemarin, Wiku menjelaskan, jumlah kumulatif kasus Corona di Jabar lebih dari 11 ribu. Kasus aktif hampir menyentuh angka 5.000, yang menandakan masuk kategori tinggi secara nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan per 2 September 2020, jumlah kasus kumulatif di Jawa Barat adalah 11.481, dengan kasus aktif 42,38 persen, atau 4.866 kasus aktif, sembuh 55,21 persen atau 6.339, sedangkan kematian 2,40 persen atau 276 kasus meninggal," ujar Wiku.
"Dengan angka tersebut, kasus aktif di Jawa Barat masih termasuk tinggi, lebih tinggi daripada persentase kasus aktif nasional, yaitu 24,1 persen. Sementara itu, kasus sembuh di Jawa Barat masih berada di bawah angka nasional, yaitu 71,6 persen," sambungnya.
Kasus Corona tertinggi berada di Kota Depok. Disusul Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.
![]() |
"Jumlah kasus tertinggi di tingkat kabupaten/kota berada di Kota Depok dengan 1.764 kasus, Kota Bekasi dengan 1.636 kasus, Kabupaten Bekasi 1.105 kasus," jelas Wiku.
Kasus kematian kumulatif tertinggi antara lain berada di Kota Depok, Kota Bandung, dan Kota Bogor. Sedangkan kasus sembuh tertinggi di antaranya ditempati Kota Depok dan Kabupaten Bandung.
"Jumlah kematian kumulatif terbanyak ada di Kota Depok sebanyak 51, Kota Bandung 45, Kabupaten Bekasi 33, Kota Bekasi 28, Kota Bogor 25. Sedangkan jumlah kasus sembuh tertinggi juga berada di Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung," imbuhnya.
(rfs/imk)