Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut pekan depan akan ada 1.800 tenaga kesehatan (nakes) baru. Mereka merupakan tenaga kesehatan yang akan turut membantu penanganan virus Corona (COVID-19) di Ibu Kota.
"Nanti dalam minggu depan sudah ada 1.800 tenaga yang sudah siap," ujar Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/9/2020).
Widyastuti mengaku saat ini pihaknya terus berupaya menurunkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR). Dinkes DKI Jakarta juga terus melakukan koordinasi dengan rumah sakit rujukan COVID-19 terkait kapasitas tempat tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berkoordinasi tentunya dengan tadi barusan rumah sakit rujukan dan Wisma Atlet pelebaran kapasitas. Ini bukan hanya menyangkut alat kesehatannya dan ruangan. Ruangan dan alat kesehatan sudah cukup," katanya.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta tengah berupaya menurunkan BOR dari 70 persen menjadi 60 persen. Caranya, dengan membagi level, apabila pasien positif asimtomatis (tidak ada gejala), akan diminta isolasi mandiri.
"Kita membagi seperti level suatu COVID ada yang asimtomatis ringan sedang berat, untung asimtomatis kan isolasi mandiri, apakah di Wisma Atlet atau di tempat yang telah disediakan, untuk yang ringan bisa di Wisma Atlet, untuk yang sedang, berat itu baru dilakukan rumah sakit. Sehingga bisa mengurangi ketergantungan pada tempat tidur tadi. Supaya BOR terjaga di angka 60 persen," katanya.
Sebelumnya, Satgas Penanganan COVID-19 membeberkan data yang menunjukkan kapasitas keterisian rumah sakit (RS) di DKI Jakarta sudah mencapai sekitar 70 persen. Hal ini menurut juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, merupakan kondisi yang tidak ideal.
Wiku menjelaskan lebih spesifik angka keterpakaian tempat tidur ruang isolasi di 170 RS DKI Jakarta yang menangani COVID-19 mencapai 69 persen per 28 Agustus 2020. Sementara itu, ruang ICU di rumah sakit yang sama sudah 77 persen penuh.
"Pemerintah sedang mendorong menurunkan angka keterpakaian tempat tidur ini untuk bisa di bawah 60 persen. Sehingga beban untuk tenaga kesehatan di rumah sakit-rumah sakit tersebut bisa berkurang," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Senin (31/8).