Dihembuskan loyalisnya, Amien Rais berencana membentuk partai baru bernama PAN Reformasi. Petinggi PAN mengingatkan Amien Rais bahwa PAN tak akan identik lagi dengan mantan Ketua MPR itu bila PAN Reformasi berdiri. Lalu, apa untung-ruginya bagi PAN dan Amien Rais bila tak identik lagi?
Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari menganalisis untung-rugi isu tersebut. Qodari menilai justru PAN akan diuntungkan jika Amien Rais mendirikan partai baru.
"Saya nggak tahu ya apakah Pak Amien Rais serius atau tidak dengan mendirikan partai politik baru. Tapi kalau mendirikan partai politik baru, menurut saya itu yang merupakan blessing in disguise bagi PAN yang sekarang," kata Qodari kepada wartawan, Selasa (1/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Qodari, 'Bapak Reformasi' itu merupakan aset sekaligus beban bagi PAN. Amien Rais sebagai aset PAN karena salah satu pendiri partai, tapi juga beban karena popularitasnya terbatas.
"Karena, sesungguhnya Pak Amien Rais itu merupakan aset sekaligus beban bagi Partai Amanat Nasional. Dia aset pada awal pendirian karena PAN berdiri dengan modal sosial dan nama besar seorang Amien Rais, tetapi sesungguhnya Pak Amien Rais juga beban karena memang sebetulnya popularitas Pak Amien Rais itu sangat terbatas ya," ujar Qodari.
Qodari menjelaskan Amien Rais mendapatkan suara kecil sejak Pemilu 1999 hingga 2004. Popularitas Amien Rais dari pemilu ke pemilu pun dinilai semakin menurun.
"Tahun 2004, kemudian ada bukti kedua yaitu hasil pemilu presiden di mana Pak Amien Rais hanya peringkat ke-4, seingat saya dapat 11%, coba nanti dicek datanya. Dan PAN sendiri kemudian mengalami penurunan suara menjadi 6% sekian, untuk persisnya cek datanya," ucapnya.
Oleh karena itu, bila Amien Rais masih tetap di PAN, suara PAN diprediksi tak akan naik signifikan karena terhalang popularitas Amien Rais. Namun, memang keidentikan Amien Rais dengan PAN tak bisa dipungkiri berdasarkan survei.
"Jadi memang sebetulnya kalau Amien Rais bersama PAN, maka suara PAN itu ya nggak akan bisa naik terlalu jauh, karena terhalang oleh popularitas Amien Rais, yang sebetulnya sudah sangat terbatas, dan memang begitu realitanya sampai dengan tahun 2019 seingat saya, kalau di survei itu, kalau ditanya kepada responden, apa yang muncul di kepala anda ketika disebut nama PAN, itu yang muncul adalah Amien Rais. Jadi sebetulnya bagi PAN itu merupakan blessing in disguise," sebut Qodari.
Simak juga video 'Kritik-kritik Tajam Amien Rais Untuk Pemerintahan Jokowi':
Membahas PAN Reformasi lagi, Qodari menjelaskan partai ini dapat dijadikan pembuktian popularitas Amien Rais. Selain itu, menarik pula jika Amien Rais membentuk PAN Reformasi dan bertarung dengan PAN yang dipimpin besannya, Zulkilfi Hasan, pada 2024.
"Bagi Pak Amien Rais sendiri ya partai ini merupakan katakanlah pembuktian sebetulnya popularitas dia atau variabel lain yang membesarkan PAN selama ini. Jadi akan menjadi eksperimen dalam tanda kutip ya, eksperimen politik yang sangat menarik apabila Amien Rais betul-betul menjadikan partai politik baru kemudian bertarung melawan PAN di Pemilu 2024 yang akan datang," imbuh Qodari.
Seperti diketahui, hubungan bapak dari Hanafi Rais dan Mumtaz Rais itu belakangan ini kembali memanas dengan PAN. Amien Rais digadang-gadang akan mendeklarasikan PAN Reformasi pada Desember nanti.
"Dari 30 nama yang diusulkan memang yang menguat Partai PAN Reformasi. Bukan singkatan ya, jadi PAN Reformasi, itu yang menguat," kata loyalis Amien Rais, Agung Mozin, kepada wartawan, Sabtu (29/8).
Sementara itu, petinggi PAN dingin menanggapi isu partai baru ini. Dia mengingatkan bahwa Amien Rais tak akan identik lagi dengan PAN jika membentuk partai baru.
"Jika Pak Amien mendirikan partai politik baru, maka publik akan menilai Pak Amien keluar dan meninggalkan PAN dan PAN tidak akan identik lagi dengan Pak Amien Rais," ujar Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, Selasa (1/9).