Belasan pedagang kaki lima (PKL) mengaku lapak dan gerobak mereka dirusak sesaat sebelum peristiwa penyerangan Polsek Ciracas terjadi. Para PKL tersebut sehari-hari menjual dagangan mereka di sekitar Arundina, Jalan Lapangan Tembak, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur.
Jumlah perusak, disebut sama banyaknya dengan jumlah penyerang Polsek Ciracas. Hal itu menyisakan pedih di lubuk hati para pedagang. Bagaimana tidak, perusakan ini membuat mereka terpaksa menghentikan aktivitas dagangannya yang menjadi tempat untuk mengais rezeki.
"Kronologi awal itu dini hari kira-kira (Sabtu, 29 Agustus) jam 00.00 WIB lebih, ada sekelompok massa bergerombol. Lantas ya mereka langsung pada jalan sambil sweeping sambil berjalan ke arah barat kayak sweeping," kata Koordinator PKL setempat, Walidi di Jalan Kelapa Dua Wetan, Cibubur, Jakarta Timur, Senin (31/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom di lokasi, Senin (31/8) pukul 11.30 WIB, gerobak yang rusak itu berjejer di sisi ruas jalan. Masih terlihat pecahan kaca yang tersisa di lokasi. Lampu-lampu penerangan untuk etalase
Penampakan gerobak yang rusak ini terlihat di sepanjang Jalan Kepala Dua. Ada sekitar 15 gerobak yang rusak. Meski dalam kondisi rusak, para pedagang masih terlihat setia berada di dagangannya.
![]() |
Selain itu, terlihat anggota TNI berada di lokasi PKL. Anggota TNI berdiskusi dengan pedagang dan menanyakan total kerugian akibat insiden perusakan itu.
Anggota TNI AD tersebut terlihat mendata siapa saja warga yang terdampak akibat insiden ini. Para pedagang pun kemudian melontarkan total biaya yang harus dibayarkan.
Situasi arus lalu lintas di lokasi ramai lancar. Para pedagang sementara menghentikan aktivitas dagangannya karena kondisi gerobak yang tidak memungkinkan.
Walidi menyampaikan ratusan orang perusak itu memakai baju biasa. Mereka datang bergerombol menggunakan sepeda motor dan membawa benda keras seperti kayu dan stik golf.
"Mereka bervariasi, ada yang bawa pentungan, ada yang bawa stik golf, kayu, gitu dan mereka berjalan ke arah barat sepertinya menuju ke Polsek Ciracas," cerita Walidi.
Kayu dan stik golf itulah yang mereka gunakan untuk merusak 15 gerobak yang berada di sisi ruas jalan sambil menaiki sepeda motor. Saat kejadian, imbuh Walidi, suara kaca pecah terdengar sangat keras.
"Karena sambil jalan, sambil konvoi, sambil sweeping mereka ya sambil bawa motor semua, dar-der-dor 'creng' kaca pecah, ada 15 gerobak yang rusak," ujar Walidi menggambar suasana penyerangan.
Walidi menyebut ratusan orang merusak gerobak pedagang yang sudah tutup. Jadi, pada saat insiden perusakan itu, tidak ada korban jiwa dan korban luka-luka di lokasi.
Walidi, yang saat itu berada di lokasi, mengaku takut dan panik. Amukan massa saat itu tidak bisa dicegah oleh warga karena jumlahnya yang terlalu banyak.
"Takut dalam keadaan suasana begitu, panik, kaget sekali," ucapnya.
Dia berharap para PKL mendapat uang ganti rugi akibat insiden perusakan ini. Siapa pun, kata Walidi, harus bertanggung jawab kepada 15 pedagang itu di tengah kondisi pandemi virus Corona (COVID-19) yang mengancam ekonomi mereka.
"Iya otomatis ya (minta ganti rugi), apalagi lagi suasana COVID gini kita juga merasakan sekali betapa sulitnya kita mencari duit. Artinya kita berharap kepada instansi terkait biar bagaimana, kita minta ganti kerugian untuk menolong bagi kawan-kawan yang kena imbas," ucap dia.
![]() |
Keluh Kesah Korban yang Lapaknya Rusak Parah
Pedagang lontong sayur Medan, Rudiantoro (44), mengutarakan kondisi gerobaknya yang sudah bolong tak berkaca. Dia sontak merasa kaget saat mengetahui di pagi hari kondisi gerobaknya dipenuhi pecahan kaca.
"Tidak tahu ya saya tiba-tiba saya mau dagang pagi sudah hancur. Jadi saya tidak bisa dagang. Kaget banget, mau gimana lagi," kata Rudiantoro kepada wartawan.
Rudi--sapaan akrab Rudiantoro--mengatakan, kala itu dia sudah bergegas bersiap membawa bahan makanan untuk berdagang. Namun nahas, sesampai di lokasi, dia terpaksa mengurungkan niatnya untuk berjualan karena kondisi gerobak yang tidak memungkinkan.
"Ini kan saya sudah bawa makanan, saya bawa lagi, habis gitu setengah hari saya bersih-bersih kaca," ucapnya.
Dengan suara sendu, Rudi mengungkapkan dia kebingungan untuk mencari uang. Dia menyebut saat ini hanya menggantungkan hidupnya dengan berjualan di sekitar Kelapa Dua Wetan.
"Saya tidak jualan, saya bingung, saya menggantungkan hidup di jualan, tidak ada uang kalau tidak jualan," katanya.
Rudi berharap kerugiannya bisa diganti. Dia mengaku mengalami kerugian. "Semoga cepet ganti rugi, sudah dua hari, kemarin dagang nggak ada kacanya," ucapnya.
Ditemui terpisah, Patalis (50) pedagang pisang cokelat tak menyangka gerobak tempatnya menaruh asa untuk dihampiri pembeli, dirusak sekelompok orang yang tidak dikenal. Dia menyebut informasi awal ini diterima dari tetangganya yang melihat kejadian itu.
"Ini ada yang kasih tahu kaca pecah depan. Tahu dari tetangga, 'Mas gerobaknya hancur, pecah' kejadiannya malam. Saya tidak tahu sama sekali," tuturnya.
![]() |
Dia mengatakan sudah tiga hari tidak berjualan. Patalis mengungkapkan saat ini tinggal di rumah kontrakan dan belum ada pemasukan biaya hidup karena belum berjualan.
"Saya rumahnya masih ngontrak, butuh biaya tidak jualan juga kan. Sudah tiga hari, Sabtu, Minggu, Senin," imbuhnya.
Patalis menyebut untuk kerugian akibat perusakan ini, anggota TNI telah datang menghampiri para pedagang. Ia berharap hal ini tidak terjadi lagi karena dapat merugikan mereka yang tidak bersalah.
"Tadi sudah didata ya kerusakannya, sama TNI itu. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi perusakan ini karena kalau kayak gini dagang tidak nyaman, merugikan saya juga," pinta Patalis.
Tak hanya PKL, pengendara yang melintas di Jalan Raya Bogor juga menjadi korban tindakan anakis di malam penyerangan Polsek Ciracas. Seorang warga bercerita tentang mobilnya yang dirusak sejumlah orang tak dikenal.
"Iya dihadang. Mobil depan saya dihadang. Tiga mobil depan saya dihadang. Diblokade dulu, baru diserang. (Mobil saya dipukul) pakai linggis besi panjang pokoknya, benda tumpul, banyak gitu. Saya diancam pakai pistol," ujar seorang warga asal Depok, Rabib (27), saat dihubungi.
Kaca depan mobil Rabib berwarna silver ini retak. Kap depan mobilnya penyok. Lalu wiper mobilnya sedikit rusak dan spion sebelah kiri hampir patah. Untuk cover spion sebelah kanan mobil lepas. Sedangkan pada kaca samping mobil, retak dan pecah.
Rabib menjelaskan mobilnya dirusak saat dia dan 2 temannya ingin pulang, Sabtu (29/8) sekitar pukul 01.30 WIB. Ketika di jalan Raya Jakarta-Bogor, tepatnya di sekitaran Pool Bus Mayasari, dia mengatakan mobilnya dihadang sekelompok orang. Rabib pun mengaku tidak mengetahui mengapa dia diserang.
"Belakang saya pas mau mutar balik ada Bus Lorena, saya inget banget, sudah nggak bisa ke mana-mana. Depan saya ada motor 2 orang juga diberhentiin, dihantam sampai jatuh, itu saja paling," lanjutnya.
Dia menambahkan handphone temannya diambil sekelompok orang lalu dirusak. Untuk jumlah orang yang melakukan perusakan ke mobilnya, Rabib mengaku tak mengetahui jumlahnya.
"Kurang tahu (mengapa diserang). Randomlah itu. Saya juga nggak tahu (apa-apa) pada saat itu," ungkapnya.
![]() |
Pria ini menduga awalnya dia diserang gangster. Setelah mengetahui Polsek Ciracas dirusak, Rabib menduga pelaku yang melakukan perusakan di Polsek Ciracas juga adalah orang yang juga merusak mobilnya.
"Saat Sabtu siang lah (menduga pelaku yang merusak mobilnya adalah orang yang juga merusak Polsek Ciracas). Kalau hari itu (saat kejadian) saya anggapnya gangster aja. Nggak mungkin polisi/TNI bertindak seperti itu kan, cuma orang tidak bertanggung jawab yang melakukan itu," tandasnya.
Terkait kerugian yang dialami para PKL, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebelumnya mengatakan TNI sedang menyelidiki kasus penyerangan Polsek Ciracas dan Polsek Pasar Rebo, Jakarta Timur. Ia juga meminta masyarakat memberikan informasi sekecil apa pun terkait aksi perusakan ini.
"Saya juga memohon bantuan kepada seluruh warga masyarakat untuk memberikan informasi (terkait aksi perusakan Polsek Ciracas). Selain kami melakukan pemeriksaan secara fisik, secara elektronik, segala macam yang kami bisa lakukan, kami juga ingin bantuan informasi dari masyarakat," ujar Andika saat jumpa pers di Mabes TNI AD, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Minggu (30/8).
Ia meminta masyarakat menghubungi ketua tim penyidik Kolonel CPM Yogaswara. Nomor ponsel Yogaswara adalah 082314197676. Selain itu, masyarakat bisa memberikan informasi melalui nomor ponsel Danpuspomad 0818998585.
Andika memastikan akan terus mengawal penanganan kasus perusakan Polsek Ciracas dan Polsek Pasar Rebo, Jakarta Timur. Termasuk perihal ganti rugi atas perusakan tersebut.
"Kami mohon maaf atas kejadian tersebut dan kami akan mengawal agar ada tindak lanjut, termasuk memberikan ganti rugi," tegas dia.
Andika mengungkapkan ganti rugi tersebut untuk korban luka ataupun kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan. "Terhadap biaya perawatan rumah sakit maupun kerusakan kerusakan yang ditimbulkan oleh para pelaku," sambung dia.
Andika juga menegaskan dirinya mengambil langkah tegas kepada anggotanya yang terlibat penyerangan Polsek Ciracas. Tak hanya hukuman pidana, mereka juga dipecat dari TNI.
"Sejauh ini dari hasil pemeriksaan, semua yang diperiksa ini sudah memenuhi pasal Kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer untuk diberikan hukuman tambahan berupa pemecatan dari dinas militer," terang Andika.
![]() |
Peristiwa penyerangan Polsek Ciracas terjadi pada dini hari, Sabtu (29/8). Sejumlah kendaraan dan bangunan di Polsek Ciracas dirusak hingga dibakar. Selain Polsek Ciracas, Polsek Pasar Rebo diserang.
Dilaporkan ada tiga orang yang terluka dalam penyerangan tersebut, dua di antaranya dirawat di RS.
Belakangan diketahui, perusakan itu diduga disebabkan oknum anggota TNI, Prada Muhammad Ilham. Prada Ilham, yang mengalami kecelakaan tunggal, mengaku dikeroyok sehingga memicu perusakan itu.