Jumlah oknum polisi yang diperiksa usai tembakan peringatan menewaskan warga di Makassar, Sulawesi Selatan, kini jadi 16 orang. Pemeriksaan itu untuk mengungkap penembak 3 warga hingga jatuh korban jiwa.
"Sampai saat ini Propam sendiri sudah melaksanakan pemeriksaan kurang-lebih 16 personel," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo kepada wartawan, Senin (31/8/2020).
Kombes Ibrahim memastikan penanganan Propam akan mengungkap kasus ini terang benderang di hadapan publik. Dia juga menyebut Propam Polda Sulsel telah menyita sejumlah senjata api agar bisa mengungkap siapa oknum polisi yang menyalahi prosedur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nantinya akan kita cek karena memang dalam setiap prosedur penembakan itu harus jelas dari jenis senjata mana dilakukan penembakan dan siapa yang mempunyai organik senjata tersebut," terang Ibrahim.
Dia menambahkan, pemilik senjata api dan hasil autopsi terhadap korban tewas akan didalami, baik pemeriksaan balistik maupun dengan cara uji teknis senjata api polisi tersebut.
"Supaya tahu betul bagaimana fakta-fakta dan siapa yang bertanggungjawab dengan peristiwa penembakan tersebut," sambung Ibrahim.
Sebaliknya, kata Ibrahim, pihaknya juga akan mencari tahu pelaku atau warga yang membuat hoax meneriaki polisi sebagai maling. Dia menegaskan polisi akan mengungkap seluruh fakta dalam insiden ini.
"Jadi semua nanti akan kita dudukkan secara proporsional termasuk dari aspek-aspek hukum," katanya.
Sebelumnya, tiga pemuda terkena tembakan saat polisi melepaskan tembakan peringatan. Insiden penembakan bermula saat salah seorang polisi tak berseragam, Brifka UF, yang menyelidiki kasus pengeroyokan, mendatangi warga di wilayah Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, pada Minggu (30/8) dini hari.
Namun Bripka UF justru diburu dan diteriaki maling oleh para warga. Bripka UF disebut selamat karena ditolong polisi yang sedang berpatroli.
Tak sampai di situ, polisi yang sebelumnya menyelidiki kasus pengeroyokan itu kembali ke lokasi kejadian karena hendak mengambil motor miliknya. Namun, saat sampai di lokasi, dia kembali diserang warga.
"Setelah agak tenang sedikit, anggota tadi (menyelidiki) masuk lagi pergi ambil motornya, kan motornya di dalam. Ternyata di dalam (permukiman warga) diserang lagi," tuturnya.
Polisi yang diserang lagi oleh warga dan terdesak akhirnya mengeluarkan tembakan peringatan. Beberapa saat setelahnya, dikabarkan 3 warga terkena tembakan.
"Yang 2-nya ketembak di kaki, 1 nya (Anjas) di pelipisnya, di kepalanya. Masing-masing 1 kali," pungkas Kadarislam.
Nyawa Anjas tak tertolong meski sudah dirawat intensif di RS usai kena tembak. Anjas dirawat di RS Bhayangkara Polda Sulsel sekitar pukul 02.00 Wita. Lalu 14 jam kemudian atau sekitar pukul 16.00 Wita, korban mengembuskan napas terakhir.
(idn/idn)