Konsorsium Riset COVID-19: Kehalalan Penting untuk Vaksin Corona

Konsorsium Riset COVID-19: Kehalalan Penting untuk Vaksin Corona

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Senin, 31 Agu 2020 18:29 WIB
Vaksin Corona
Ilustrasi vaksin Corona (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN mengungkap pentingnya isu halal dalam produksi vaksin virus Corona. Karena itulah, Indonesia mengembangkan vaksin Merah Putih.

Ketua Konsorsium Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN, Prof Ali Ghufron Mukti, awalnya mengatakan vaksin virus Corona juga terkait dengan masalah bisnis. Selain itu, masalah vaksin juga disebutnya terkait kemandirian bangsa.

"Mengapa vaksin penting? Karena ini tidak hanya masalah teknologi, masalah bisnis... bisnisnya luar biasa ini triliunan. Jadi bayangkan kalau kebutuhan kita 1 dibagi 1 per row, yaitu berapa kurang lebih terjadinya infeksi, satu orang menginfeksi berapa. Selain bisnis besar, ini adalah masalah bangsa," kata Ali Ghufron dalam rapat di Komisi IX DPR, Senin (31/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena terkait masalah bangsa, menurut Ali, ada tiga strategi untuk pembuatan vaksin Corona. Salah satunya, adalah isu kehalalan vaksin Corona. Ali juga memaparkan saat ini pengembangan vaksin Merah Putih sudah berjalan 30-40 persen.

"Maka bagaimana strateginya? Ada tiga. Pertama dengan nilai kecepatan. Kita harus cepat menyediakan, makanya Bio Farma kerja sama dengan Sinovac. Kedua, kaitannya dengan efektif, ini yang perlu dicek. Makanya paling tidak yang uji klinis teman dari Unpad paling tidak 1.260. Lalu, isu kehalalan penting juga itu," ujar Ali.

ADVERTISEMENT

"Maka kita harus punya vaksin Merah Putih. Ini bukan soal kehalalan saja, tapi juga kemandirian. Kita harus mampu dan mandiri sendiri. Sudah seberapa perjalanannya? Kurang lebih 30-40 persen perjalanan kita," sambungnya.

Ali juga memaparkan kendala riset terkait COVID-19 di Indonesia, mulai dari masalah pembiayaan hingga 'peminat' hasil inovasi dalam negeri. Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait riset COVID-19.

"Dalam waktu 4 bulan itu lebih dari 60 inovasi terkait alat kesehatan, terkait dengan test kit, terkait dengan COVID-19. Apa yang terjadi? Belum banyak dipakai, belum banyak dipesan, belum banyak dibeli. Ini masalahnya. Ini yang menarik, di situ menariknya. Artinya apa? Masih ada pekerjaan banyak yang harus diselesaikan," ungkapnya.

Sebelumnya, soal kehalalan vaksin Corona ini juga sempat disinggung Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ma'ruf meminta ada sertifikasi halal bagi vaksin Corona yang akan disebarkan ke masyarakat.

Ma'ruf juga meminta Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Komisi Fatwa MUI, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama aktif dan saling berkoordinasi. Ma'ruf meminta sertifikasi halal dapat keluar sebelum vaksin Corona diedarkan.

"Saya minta kepada LPPOM dan Komisi Fatwa MUI supaya ikut proaktif, dan juga kepada Badan Penyelenggara Produk Halal, jangan menunggu bola, untuk vaksin ini jangan menunggu, harus menjemput bola," kata Ma'ruf, Jumat (28/8).

(azr/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads