Din Syamsuddin disebut telah mengundurkan diri dari Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung (MWA ITB). Din membantah kabar tersebut.
Din mengatakan keanggotaan MWA ditentukan Senat Akademik dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Sebab, surat keputusan (SK) dikeluarkan Mendikbud.
"Yang menentukan hal demikian adalah Senat Akademik ITB dan Mendikbud (SK dikeluarkan oleh Mendikbud)," ujar Din lewat pesan singkat, Sabtu (29/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan saat ini masih ada di dalam MWA ITB. Din mengatakan tidak ada surat pemberhentian dari pihak Senat Akademik ITB ataupun Mendikbud Nadiem Makarim.
"Ya (masih di MWA) selama tidak ada pemberhentian dari Senat Akademik dan Mendikbud," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Ketua MWA ITB Yani Panigoro mengatakan Din Syamsuddin sudah mengundurkan diri sebagai anggota MWA. Namun Yani tidak menyampaikan detail waktu dan proses pengunduran Din.
"Dari MWA sudah mengundurkan diri dan sudah left," ujar Yani lewat pesan singkat kepada detikcom, Kamis (27/8).
Begitupun dengan Sekretaris MWA ITB Heni mengatakan, surat terbuka yang disampaikan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB sudah disampaikan kepada Ketua MWA. Namun Heni juga mengaku tak tahu soal pengunduran Din.
Sekedar diketahui, alumni ITB terbelah jadi dua kelompok perihal posisi Din Syamsuddin, yang tercatat sebagai anggota MWA periode 2019-2024. Di satu sisi, ada alumni yang mengatasnamakan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) yang menginginkan pencopotan keanggotaan dan di satu sisi ada Keluarga Alumni Penegak Pancasila Anti Komunis (KAPPAK) yang mendukung Din Syamsuddin tetap di MWA.
Tonton juga 'Din Syamsuddin: Istilah Cebong-Kampret Tak Sesuai Akhlak Islam':
GAR membuat surat terbuka yang diteken 2.065 alumni ITB lintas angkatan dan jurusan pada Selasa (25/8/2020), yang ditujukan untuk Ketua MWA ITB. Permintaan GAR ini merupakan bentuk penegasan lebih lanjut dari permintaan serupa yang telah disampaikan sebelumnya melalui surat GAR tertanggal 25 Juni 2020 serta melalui siaran pers GAR pada 16 Juli 2020.
Dalam surat terbuka tersebut, ada sepuluh poin yang disampaikan berkaitan dengan permintaan penegasan Ketua MWA ITB. Beberapa poin membahas persoalan keterlibatan Prof Din sebagai pimpinan kelompok Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Mereka menganggap hal tersebut adalah perwujudan dari sikap yang selalu menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maupun Pemerintah Republik Indonesia yang sah.
"Sedikit-banyak ada pengaruhnya, Mbak. Deklarasi KAMI hanya semakin menguatkan alasan kami untuk minta supaya pak Din diberhentikan dari MWA. Karena semakin terbukti bahwa sikapnya yang menentang pemerintahan NKRI," kata juru bicara GAR Alumni ITB Shinta Madesari saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (26/8).
Tonton juga video 'Din Syamsuddin: Sangat Mungkin Ada yang Gembosi KAMI':