Sindiran Megawati ke Banyak Pihak Incar Kursi Presiden di KAMI

Terpopuler Sepekan

Sindiran Megawati ke Banyak Pihak Incar Kursi Presiden di KAMI

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 29 Agu 2020 13:45 WIB
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sekaligus perayaan HUT ke-47 PDIP ditutup dengan malam kebudayaan, Minggu (12/1/2020) malam.
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat peringatan HUT PDIP pada Januari 2020. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melontarkan kritik atas deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Megawati menilai banyak pihak yang mengincar kursi presiden di koalisi yang diinisiasi Gatot Nurmantyo dkk itu.

KAMI tepatnya dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, pada 18 Agustus 2020. Mereka yang hadir dalam deklarasi KAMI antara lain Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Refly Harun, Said Didu, Rocky Gerung, Ichsanuddin Noorsy, dan Ahmad Yani, sampai Amien Rais.

Nah, deklarasi KAMI kemudian disinggung Megawati di acara sekolah partai. Menurut Megawati, banyak sekali yang berkeinginan menjadi Presiden RI di KAMI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kemarin-kemarin ini ada pemberitaan, ada orang kan yang membentuk KAMI, itu KAMI. Di situ kayaknya banyak banget yang kepengin jadi presiden," ujar Megawati saat membuka Sekolah Partai Angkatan II bagi Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah PDIP secara virtual, Rabu (26/8).

Sejumlah tokoh nasional deklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Lapangan Tugu Proklamasi. Din Syamsuddin-Gatot Nurmantyo hadir di acara itu.Sejumlah tokoh nasional mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Lapangan Tugu Proklamasi. Din Syamsuddin-Gatot Nurmantyo hadir di acara itu. (Ari Saputra/detikcom)

Soal banyaknya orang yang dinilai Megawati ingin jadi presiden di KAMI, Presiden ke-5 RI itu menekankan, siapa pun yang ingin menjadi RI-1 harus didukung parpol. Alasannya, presiden juga butuh dukungan suara koalisi di parlemen, salah satunya dalam hal kebijakan seperti masalah UU.

ADVERTISEMENT

"Banyak orang yang tidak berpartai mencoba masuk lewat independen. Tidak ada salahnya, hanya jangan lupa, independen kalau jadi, dia tidak punya fraksi lho. Jadi bagaimana kalau akan bicarakan namanya pemerintahan di daerah, kan harus ada to pemerintahan melalui bupati/wali kota/gubernur, kan harus bicara dengan DPRD I atau nasional," kata Megawati.

Lebih jauh, Megawati menyarankan agar KAMI membentuk partai politik saja. "Saya itu mikir, lah daripada bikin KAMI seperti itu, kenapa ya nggak dulu bikin partai ya," ujarnya.

KAMI Balas Sindiran Tajam Megawati

KAMI menyambut baik respons yang diberikan Megawati atas kemunculan gerakan itu. Namun KAMI membantah ucapan Megawati soal KAMI sebagai kumpulan tokoh yang ingin jadi presiden. KAMI menyebut tokoh dalam KAMI tak berpikiran ingin jadi presiden.

"Yang pertama, tentu kita tidak dalam berpikir seperti itu (ingin jadi presiden), kalau bicara presiden-presiden itu kan bicara masalah 2024 kalau berdasarkan kalendar politik," kata Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani kepada wartawan, Rabu (26/8).

KAMI juga menyatakan tak ingin mengubah diri dari gerakan moral ke partai politik. Yani menjelaskan soal politik rendah dengan pembentukan partai politik. Dia mengatakan KAMI tak melakukan politik rendah dan ingin berkontribusi kepada negara.

"Nggak, kami memang tidak mau (jadi partai). Kita menjadi partai, maka gerakannya bukan gerakan moral lagi, politik, ada politik moral, politik tinggi, high politic, bukan politik rendah," kata Yani.

Yani menegaskan kelompok masyarakat diberi ruang di negara demokrasi ini. Dia menjelaskan konstitusi mengatur kebebasan berkumpul dan berserikat.

"Kelompok masyarakat yang tergabung dalam civil society itu sah dan diberi ruang dan diberi datar pijakannya secara konstitusional, yaitu kebebasan berserikat, berkumpul, berpendapat yang ada di undang-undang kita," ujar Yani.

Halaman 2 dari 2
(dkp/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads