Sindiran Megawati hingga Cerita Di-lockdown Puan 6 Bulan

Round-Up

Sindiran Megawati hingga Cerita Di-lockdown Puan 6 Bulan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 28 Agu 2020 22:32 WIB
Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan keterangan kepada awak media, Bali, Denpasar, Kamis (8/8/2019). Kongres V PDIP di Bali kembali mengukuhkan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Megawati langsung diambil sumpah jabatan di hadapan para kader.
Megawati Soekarnoputri (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah hal dibahas oleh Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri saat memberikan pengarahan secara virtual kepada calon kepala daerah yang diusung PDIP di Pilkada 2020. Mulai soal Joko Widodo (Jokowi) diminta mundur dari Presiden RI hingga cerita tentang kehidupannya selama pandemi COVID-19.

Saat memberikan pengarahan, Megawati sempat menyindir pihak yang meminta Jokowi mundur. Awalnya, dia menegaskan mekanisme pemilihan pemimpin di Indonesia adalah dengan pemilihan umum.

"Banyak orang yang tidak suka dengan pemerintahan yang ada sekarang. Padahal berkali-kali saya mengatakan pemerintahan sekarang, pemilunya, pilkadanya langsung loh, bukan dulu seperti kita diputuskan hanya oleh MPR," kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada calon kepada daerah dari PDIP secara virtual, Jumat (28/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Megawati dan Puan saat webinar PDIPMegawati saat memberikan pengarahan (tangkapan layar YouTube PDIP)

Megawati menekankan bahwa Jokowi adalah Presiden RI. Dia mengingatkan PDIP merupakan partai yang sedari awal mengusung Jokowi.

"Tolong diingat, seperti yang minta, 'Pak Jokowi mundur, Pak Jokowi tidak berhasil'. Mengapa saya sebut beliau itu presiden kita, kepala negara kita, kebetulan PDIP yang dari awal sampai sekarang mengusung beliau," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Megawati menuturkan antara partai pengusung dan pendukung berbeda. Pengusung, sebut dia, tergantung dari perolehan jumlah kursi di DPR.

"Kan kita itu dari mekanisme ada pengusung, ada pendukung loh, kadang sering kali dibaurkan, saya bilang salah. Pengusung kita, pendukungnya, pendukung silakan beberapa partai," sebut Megawati.

"Dari kita juga kalau dilihat tadi adanya kalau kita pendukung, karena itu tergantung dari kursi, pendapatan kursi DPR yang dari sisi persentase berapa dapat, ini boleh usung sendiri," sambungnya.

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu kemudian menyebutkan provinsi tempat PDIP bisa mengusung calon kepala daerah sendiri. Megawati menilai capaian tersebut adalah wujud dukungan dari rakyat.

"Seperti Jawa Tengah dan Bali karena DPRD bisa. Apa artinya DPRD, artinya rakyat percaya kepada kita untuk untuk mendapatkan, lah ini pilkada, pemimpin yang dapat memimpin rakyatnya itu," tuturnya.

Dari sindiran, Megawati beralih berbicara mengenai kehidupan sehari-harinya. Dia mengaku tak pernah keluar dari rumah selama 6 bulan.

"Jangan kalian pikir saya tidak pakai masker. Masker saya kecil, kebetulan saya dapat dari teman saya dari luar yang memberikan, sehingga saya sebetulnya bermasker, hanya supaya tidak kelihatan, atau tidak terlihat muka saya," ujar Megawati. Dia memang terlihat tidak memakai masker saat memberikan pengarahan.

Putri Presiden ke-1 RI Sukarno itu tampil secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Selama 6 bulan terakhir, Megawati mengaku di-lockdown oleh putrinya, Puan Maharani.

"Saya sudah di-lockdown oleh putri saya, Mbak Puan (Puan Maharani)," terang Megawati.

Megawati juga mengungkap sosok Puan. Dia mengaku hanya mengikuti kegiatan secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

"Meskipun Ketua DPR, tapi cerewetnya setengah mati. Saya ini setengah tahun tidak pernah keluar rumah sama sekali. Jadi hanya begini, webinar, tetapi dengan webinar kesibukan saya tidak berkurang," kata dia.

Halaman 2 dari 2
(zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads