Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Zaid bin Tsabit r.a. menshalati satu jenazah. Usai shalat, seekor keledai dituntun ke hadapannya sebagai tunggangan untuknya. Setelah Zaid naik ke atas keledai itu, tiba-tiba Ibn Abbas datang memegang tali kendali dan menuntun keledei tersebut. Tentu saja Zaid terkejut dan berkata," Lepaskanlah, wahai keponakan Rasulullah !"
Ibn Abbas r.a. menjawab, "Beginilah kami diperintah dalam memperlakukan ulama dan orang mulia."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu tiba-tiba Zaid turun, mencium tangan Ibn Abbas, dan berkata, "beginilah kami diperintah dalam memperlakukan keluarga Baginda Rasulullah saw."
Kesantunan merupakan sikap utama bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kesalahpahaman bisa dihindari jika para pihak dalam berinteraksi menerapkan kesantunan.
Para tokoh Islam sudah memberikan contohnya:
1. Ketika Amirul Mukminin Umar bin Khattab, sebelum wafat mengutus puteranya untuk menemui Aisyah dan meminta izin jika nanti wafat dimakamkan bersebelahan dengan kedua sahabatnya, Muhammad Rasulullah dan Abu Bakar. Saat meminta izin beliau masih sebagai Khalifah, begitu rendah hatinya seorang Umar bin Khattab bersikap.
2. Khalid bin Walid, saat diberhentikan oleh Umar bin Khattab sebagai panglima, dia patuh menjadi bagian dari pasukan muslim karena tujuan utamanya bukan jabatan Panglima, namun semata-mata hanya menjalankan perintah Allah.
Ego, yang menimbulkan kebanggaan diri (ujub) akan menjauhkan dari sikap-sikap santun. Ketika seseorang menduduki posisi yang cukup tinggi seperti posisi pimpinan Ormas maupun Orpol yang tiba-tiba posisi harus diserahterimakan pada orang lain karena masa bakti berakhir atau kalah bertarung di konggres/ muktamar. Sikap yang timbul ada yang tidak menerima dan mendirikan organisasi baru.
Oleh karena itu, kelegowoan bagian dari akhlak seseorang hendaknya menjadi sikap untuk menerima kenyataan dengan ikhlas dan mengimani terhadap takdir Allah.
Abdurrahman bin Samurah menuturkan bahwa ia pernah dekat dengan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda, "tadi malam aku melihat keanehan. Aku melihat seseorang dari umatku berlutut. Ada takbir yang menghalangi dirinya dan Allah. Kemudian datanglah akhlak yang baik, yang mendatangkan orang itu kepada Allah Swt.
Keutamaan yang dimiliki Muhammad Rasulullah saw, bahwa beliau tidak pernah mencaci seorangpun dari umat Islam, kecuali cacian beliau menjadi kafarat dan rahmat bagi orang tersebut.
Ketika beliau dihadapkan pada dua pilihan, Nabi Muhammad saw akan memilih yang paling mudah. Namun, jika pilihan yang paling mudah itu merupakan satu dosa atau pemutusan silaturahmi, Beliau menjadi orang yang paling jauh darinya.
Ketika seseorang datang kepada Beliau, baik orang merdeka maupun budak, untuk suatu keperluan, Beliau pasti akan berdiri bersamanya untuk memenuhi keperluannya. Beliau tidak pernah bersikap kasar, tidak pernah membalas kejelekan dengan kejelekan dan senantiasa memaafkan dan memaklumi.
Sifat-sifat tersebut sudah menjadi keharusan sebagai tauladan bagi umat Islam. Kehidupan saat ini kita rasakan dan tidak mudah kita menemukan sifat-sifat seperti itu.
Itulah keistimewaan akhlak yang baik. Semoga masih banyak orang-orang dan para pemimpin saat ini juga para pemimpin yang akan dihasilkan di Pilkada Desember 2020 di negeri ini yang bisa berlaku santun dalam lisan, tulisan dan tindakan.
Aunur Rofiq
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia )
Sekjen DPP PPP 2014-2016.
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih (Redaksi)--