COVID-19 Masih Mengancam, Wakil Ketua MPR: Jangan Remehkan Masker

COVID-19 Masih Mengancam, Wakil Ketua MPR: Jangan Remehkan Masker

Reyhan Diandri Ghivarianto - detikNews
Kamis, 27 Agu 2020 11:46 WIB
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid merasa prihatin atas masih tingginya angka penularan dan kematian akibat pandemi COVID-19 di Indonesia. Sejak kali pertama COVID-19 terdeteksi di Indonesia pada awal Maret 2020, hingga 26 Agustus 2020 tercatat sebanyak 160.165 orang dinyatakan positif COVID-19.

Sementara untuk pasien yang sembuh tercatat mencapai 115.409 orang dan pasien yang meninggal sebanyak 6.944 orang. Jazilul pun berharap agar wabah ini segera teratasi dengan tuntas.

"Mari kita berdoa dan berupaya dengan sekuat tenaga agar pandemi COVID-19 bisa terkendali," ujar Jazilul, dalam keterangannya, Kamis (27/8/2020).

Jazilul melihat adanya harapan ketika banyak negara bersama dengan perusahaan obat dan vaksin tengah melakukan uji klinis tahap ketiga. Ia berharap agar uji klinis tahap ketiga bisa menghasilkan vaksin yang diharapkan oleh seluruh umat manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berharap agar kerja keras para peneliti bisa membuahkan hasil yang menggembirakan. Kita juga ucapkan terima kasih kepada relawan yang telah bersedia mendukung uji coba vaksin," tambahnya.

Jazilul mengatakan sukarelawan merupakan bagian penting dari perjalanan menemukan vaksin yang kita inginkan.

ADVERTISEMENT

"Apa yang dilakukan sukarelawan juga sangat mulia," ujarnya.

Jazilul menekankan pentingnya masyarakat menerapkan dan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, sembari menunggu vaksin sesuai dengan standar WHO dan prosedur-prosedur ilmiah yang wajib dilalui.

"Protokol kesehatan merupakan aturan untuk semua dan demi semua," tegasnya.

Jazilul mengimbau agar masyarakat mau mengikuti prosedur yang ada. Kewajiban untuk menerapkan protokol kesehatan harus dipatuhi bila memasuki kantor, gedung pertemuan, mal, stasiun, terminal bus, serta fasilitas umum lainnya. Bila masyarakat keluar rumah menuju ke tempat-tempat umum di mana di sana banyak orang berlalu lalang dan berkerumun, Jazilul juga mengimbau agar masyarakat selalu menggunakan masker.

"Jangan menolak bila suhu tubuh kita diukur. Wajib menggunakan masker di masa-masa seperti saat ini," ucapnya.

Menurut Jazilul keampuhan masker terbukti seperti yang terjadi di Korea Selatan. Di mana di salah satu kedai kopi di Paju, 56 pengunjung menjadi klaster. Sedang pegawai kedai tetap sehat sebab mereka menggunakan masker. Jazilul menyayangkan apabila masyarakat menggunakan masker hanya sebatas menggugurkan syarat bila berada di luar tanpa menggunakan sesuai dengan protokol kesehatan.

"Untuk itu jangan remehkan masker. Gunakan masker yang benar sehingga efektifitas mencegah penularan menjadi maksimal," tambahnya.

Ancaman COVID-19 diakui oleh Jazilul itu tidak hanya memukul sektor kesehatan. Sektor ekonomi pun juga terdampak sama parahnya. Akibat pandemi COVID-19 banyak negara mengalami resesi.

"Pertumbuhan ekonomi kita anjlok menjadi minus 5,32%," ungkapnya.

Hal demikian bila tidak segera ditangani akan menyebabkan bertambahnya angka kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan ekonomi. Agar geliat ekonomi bisa tumbuh kembali, Jazilul mengajak kepada semua untuk bahu membahu, gotong royong, dan bersatu untuk bersama melakukan tindakan konkret. Di tengah masyarakat banyak sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ditekuni oleh masyarakat.

Jazilul mengajak kepada masyarakat untuk membeli produk UMKM. Dikatakan produk UMKM sebenarnya tidak kalah bahkan lebih dari produk yang lain, produk dari luar. Orang membeli produk-produk dari luar bisa jadi mereka melakukan hal yang demikian karena gengsinya saja.

"Yang kita beli rasa, khasiat, dan kegunaan. Bukan membeli gengsi," ujarnya.

Jazilul mencontohkan di daerah Jawa Timur, banyak masyarakat yang membuat tikar, tas, dompet, peci, dan aksesori lainnya dari daun pandan. Produk yang dikelola secara kekeluargaan, itu selain produknya kuat dan bertahan lama juga mempunyai nilai yang tinggi.

"Sebab dibuat langsung dari tangan. Tidak diproduksi massal dengan mesin," imbuhnya.

Menurut Jazilul, usaha-usaha seperti itulah yang perlu didorong. Cara mendorong produk berskala UMKM itu adalah dengan cara membeli.

"Kita membeli produk mereka bukan karena rasa kasihan namun memang produknya bagus, berkualitas, tahan lama, juga memiliki nilai yang tinggi," tuturnya.

Jazilul mengatakan produk pelaku UMKM sebenarnya bukan kalah bersaing namun mereka kurang dipromosikan. Karena keterbatasan promosi dan distribusi, membuat UMKM yang dilakukan secara kekeluargaan atau melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), terselip di tengah produk bikinan pabrik yang dicetak massal.

"Dengan membeli produk UMKM selain membantu rakyat kecil juga menggeliatkan perekonomian di desa yang banyak digerakan oleh UMKM," pungkasnya.

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads