MPR RI kembali menggelar Pagelaran Seni Budaya Nasional dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR. Kali ini, Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena berkolaborasi bersama Panggung Ziara Kesenian (ZK) Toktan. Adapun ZK Toktan merupakan sebuah komunitas yang membina beragam kegiatan seni budaya dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah).
Berbeda dari acara sebelumnya, pagelaran ini berlangsung lebih santai dan jauh dari kesan formal. Acara yang digelar pada Minggu (23/8) ini tak lagi dilakukan di gedung ber-AC, melainkan di lahan kosong di dalam area kompleks Panggung ZK Toktan (Datok Jantan) di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau.
"Di Panggung Toktan tidak mengenal rundown acara. Setiap acara yang diselenggarakan di sini harus mengikuti peraturan AD/ART yang berlaku di Panggung Toktan," ujar pendiri Panggung Toktan Aris Abeba dalam keterangannya, Selasa (25/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal acara, Aris yang akrab disapa Datok Jantan sebagai pembawa acara membuka acara dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Para pengunjung juga dihibur dengan alunan lagu yang disajikan oleh komunitas penyanyi jalanan serta musikalisasi puisi berjudul 'Talang di Langit Palestina' karya Dheni Kurnia yang dibawakan oleh Qorry Islami dan Syahfitra.
Dalam acara tersebut, Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah juga memberikan beberapa sambutan. Namun, kali ini sambutan disampaikan dalam posisi duduk di kursi dan perlu berpantun sebelum dan selesai memberi sambutan.
"Aturan di sini memang begitu, untuk perempuan harus duduk, tak boleh sambil berdiri," kata Aris.
"Karena Pak Idris laki-laki boleh berdiri dan boleh duduk," imbuhnya.
Siti selaku pelaksana sosialisasi menjelaskan MPR memilih Pagelaran Seni Budaya sebagai salah satu metode sosialisasi dengan tujuan untuk ikut melestarikan seni budaya daerah agar jangan sampai punah. Ia juga berterima kasih kepada Aris yang sudah ikut menjaga melestarikan seni budaya kepada generasi muda serta mengimbau kepada semua yang hadir untuk menjaga serta melestarikan seni budaya.
"Hal ini penting dilakukan, karena di dalam seni budaya ada terdapat tuntunan, panutan, dan tentunya tontonan," ungkap Siti.
Di sisi lain, Idris memaparkan tentang tugas dan wewenang MPR. Ia menjelaskan selain melakukan tugas-tugas konstitusional, MPR juga diberi amanat oleh undang-undang untuk mensosialisasikan nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"MPR juga ditugaskan mengkaji sistem ketatanegaraan kita, apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan konsep yang ada atau belum. Sesuai dengan tugas konstitusionalnya, MPR dapat mengubah UUD, asal sesuai dengan ketentuan yang ada. Hanya saja ada konsensus bahwa yang tak boleh diubah adalah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Idris juga bercerita tentang pengalaman spiritualnya saat mengunjungi beberapa negara di Timur Tengah yang selalu bergolak, seperti Lebanon, Palestina, Yordania, dan Syria. Berdasarkan pengalamannya, Idris menjadi tahu bahwa yang menjadi penyebab pergolakan itu terjadi pemicunya adalah konflik internal di negara-negara itu.
Ia juga berbagi pengalaman saat mengunjungi Rusia, negara yang memiliki gereja Kristen Ortodok. Adapun gereja tersebut merupakan peninggalan kerajaan yang telah menguasai Rusia selama 300 tahun. Menurutnya, di Rusia agama sangatlah berpengaruh. Namun setelah agama dijadikan alat kekuasaan maka timbul gerakan yang dimotori Marxisme dan Leninisme sehingga Rusia menjadi negara komunis.
Idris menjelaskan pergolakan di negara-negara Timur Tengah dan Rusia terjadi karena negara tersebut tidak memiliki konsensus yang dibuat secara bersama-sama dan diakui oleh rakyat sehingga dapat menyatukan bangsa.
"Alhamdulillah kita punya yang namanya Empat Pilar Kebangsaan yang dapat mempersatukan bangsa yang berpenduduk 260 juta ini," katanya.
Di akhir acara, Idris menutup sambutannya dengan membacakan sebuah puisi berjudul 'Negeri di Atas Awan'. Idris juga diminta untuk membubuhi coretan di atas kain putih dengan menggunakan canting.
Selain Idris dan Situ, turut hadir bersama anggota MPR lainnya, yaitu Kelompok DPD Intsiawati Ayus, Fraksi DPD Perjuangan Sadarestuwati, Fraksi PKB Eem Marhamah Zulfa Hiz, Kepala Biro Administrasi dan Pengawasan Setjen MPR Maifrizal, Ketua Raja Indragiri Maizir MIT, Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Riau Khaidir, Kadis Kebudayaan Provinsi Riau Yose R. Zein, Tokoh Masyarakat Riau Fauzi Kadir, Penyair Dheni Kurnia, serta Kepala Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Sekretariat Badan Penganggaran MPR Rharas Esthining Palupi.
(mul/mpr)