Dalam bidang pendidikan, lanjutnya, calon kepala daerah perlu memiliki kesungguhan dalam meningkatkan sarana dan fasilitas pendidikan di seluruh lembaga pendidikan tanpa kecuali. Pembangunan dalam bidang pendidikan tidak hanya mengenai tersedianya infrastruktur gedung namun bagaimana nasib guru juga mutlak diperhatikan.
"Diharap para calon kepala daerah punya tekad memberikan penghargaan dan insentif kepada guru yang berprestasi dan inovatif," ujar pria yang akrab disapa Gus Jazil dalam keterangannya, Selasa (25/8/2020).
Ia menuturkan dalam era di mana teknologi informasi tidak bisa lepas dari kehidupan, guru-guru di daerah didorong harus mampu dan cakap memberi pengajaran lewat metode online.
"Hal-hal yang pendukung masalah ini, seperti jaringan dan pemahamaan penggunaan teknologi informasi perlu dipikirkan oleh para calon kepala daerah," tuturnya.
Hal demikian, kata Gus Jazil, juga akan berhubungan dengan peningkatan dan pengembangan kualitas SDM dengan berbagai strategi, teknik, dan metode yang terpadu dan berkesinambungan.
Ia mengungkapkan anggaran pendidikan sesuai amanah konstitusi adalah 20 persen dari APBN. Hal demikian diharap juga diwujudkan dalam APBD. Pendidikan dengan anggaran 20 persen di daerah sangat penting sebab untuk memperluas akses pendidikan dan menghilangkan buta huruf yang masih ada di masyarakat.
"Perlu ditambahkan juga pentingnya pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler serta pendidikan deradikalisasi," tegasnya.
Sementara deradikalisasi, dikatakannya, bisa ditempuh dengan membumikan nilai-nilai Islam Ahlussunnahwal Jama'ah sebagai sikap keagamaan di Indonesia yang penuh dengan nilai moderat, toleransi, dan menghormati di antara pemeluk agama yang berbeda-beda.
Terkait bidang kesehatan, Gus Jazil mendorong calon kepala daerah mengadakan program kesehatan gratis untuk rakyat miskin dan tidak mampu. Masyarakat yang berada di wilayahnya tidak hanya gratis dalam berobat namun mereka juga harus terhindar dari gizi buruk dan kekurangan gizi agar anak-anak tidak mengalami stunting.
"Untuk itu perlu revitalisasi posyandu agar meniadakan angka kematian ibu dan anak," tegasnya.
Lebih lanjut, ketika vaksin COVID-19 belum didistribusikan kepada masyarakat, diharap calon kepala daerah menerapkan protokol kesehatan di wilayahnya dengan ketat.
"Perlu program maskerisasi semua warga untuk menekan penyebaran COVID-19," ujarnya.
Dalam masalah pandemi, Gus Jazil menyebut tidak hanya calon kepala daerah yang aktif melakukan. Partisipasi masyarakat luas juga perlu didorong guna tercipta desa sehat.
Adapun urusan kesejahteraan rakyat, dia mengatakan setiap calon kepala daerah wajib menciptakan ekonomi alternatif berbasis kemandirian rakyat. Untuk mencapai hal yang demikian, dalam program pertanian dan perkebunan perlu melakukan intensifikasi, mekanisasi, dan ekstensifikasi pertanian.
"Menambah perluasan lahan pertanian minimal 5 persen dalam lima tahun. Pertanian dan perkebunan yang dikembangkan diharap sesuai dengan potensi yang ada di daerah masing-masing. Pastinya para petani juga perlu diberi penguatan akses dan permodalan," paparnya.
Agar memberi nilai tambah, ia mendorong juga perlunya program industri pascapanen yang massal dan terintegrasi juga diciptakan. "Pun demikian dalam dunia industri kelautan dan perikanan rakyat," jelasnya.
Dari semua paparan di atas, menurut Gus Jazil, bila semua bersinergi akan terwujud kemandirian pangan yang bekelanjutan untuk semua warga. Hasil pembangunan itu juga membuat menurunnya angka kemiskinan.
(akn/ega)