"Iya, sudah terkonfirmasi. Tapi ini sedang pengecekan meninggal karena apa, yang jelas di RS Bhayangkara sekarang," kata Kadis Ops Lanud SMH Palembang, Letkol Pas Iyan Rusdian kepada detikcom, Senin (24/8/2020).
Iyan memastikan Kuzin meninggal tidak karena COVID-19. Sebab setelah dilakukan swab dan rapid hasilnya negatif COVID-19.
"Yang jelas sudah swab dan rapid tidak ada karena COVID. Penyebab tidak tahu karena apa, masih nunggu pemeriksaan oleh pihak RS Bhayangkara," katanya.
Iyan mengaku teknisi heli PK IKR itu meninggal di sebuah hotel pada Sabtu (22/8) malam. Sebelum meninggal Kuzin mengeluh sakit di pinggang.
"Meninggal di hotel (tempat meninggal kru heli). Kebetulan 3 hari lalu tidak masuk ke Lanud, dia istirahat karena sakit pinggang. Jadi sudah izin sakit dan tinggal di hotel," katanya.
Sementara, Kabid Penanganan Kedaruratan dan Informasi BPBD Sumsel, Ansori ketika dikonfirmasi menyebut Kuzin meninggal di Hotel Emilia Palembang pukul 20.00 WIB.
"Kru Avionik PK IKR/Adams, Aleksi Kuzin meninggal dunia di Hotel Emilia sekitar pukul 20.00 WIB. Untuk pemeriksaan dari laboratorium nonreaktif COVID-19," tegas Ansori.
"Sejak 17 Agustus istirahat di hotel. Untuk sementara dugaan sakit jantung," sambung Ansori.
Dalam catatan detikcom, setidaknya ada 3 teknisi asing untuk heli karhutla di Sumsel yang meninggal sejak 2017. Pertama adalah Zaet Igor (51) asal Moldova yang meninggal setelah dirawat akibat sakit.
Pria itu tiba di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang diantar oleh salah seorang rekannya pada Senin (17/7/2017) sore. Igor disebut jatuh sakit tak lama setelah memeriksa mesin heli.
"Pagi itu masih sempat cek mesin karena rencananya akan terbang untuk memantau kebakaran hutan dan mengirim bantuan banjir di Bangka Belitung. Tiba-tiba ngeluh sakit dan mendapatkan pertolongan pertama, namun sayang korban tidak terselamatkan," kata Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah.
Setelah Igor, ada Andrey Sushakov (43). Teknisi asal Rusia ini meninggal dunia 11 Agustus 2019. Dia meninggal usai dirawat akibat ada penyumbatan pembuluh darah otak.
"Pada 8 Agustus lalu posisi Andrey dalam keadaan libur dan tinggal di hotel. Pada pukul 17.00 WIB dia merasa nggak bisa bernapas dengan normal, dia kemudian dibawa ke rumah sakit dan meninggal di ruang ICU 11 Agustus," kata demikian keterangan saat itu. (ras/idn)