Kalimat tauhid sangat mulia. Menurut Abdur Razzaq Ash-Shadr dalam buku "Berzikir Cara Nabi: Merengkuh Keutamaan Zikir Tahmid, Tasbih, Tasbih, Tahlil dan Haukala", sejumlah nas Nabawi menunjukkan keutamaan empat kalimat: Subhanallah, Al-Hamdulillah, La Ilaha Illallah dan Allahu Akbar.
Kalimat La Illaha Illallah merupakan kalimat paling utama diantara empat kalimat tersebut dan lebih tinggi. Makna dari kalimat tersebut adalah makhlik diciptakan, para Rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan. Dengan kalimat itu pula, manusia terbagi menjadi mukmin dan kafir, orang-orang bahagia penghuni surga dan orang-orang sengsara penghuni neraka.
Keutamaan kalimat tauhid juga disebutkan dalam Al-qur'an dan merupakan dakwah kebenaran. Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zukhruf ayat 26-28 yang berbunyi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, 'Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku. Karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali pada kalimat tauhid itu." (az-Zukhruf: 26-28).
Allah SWT berfirman:
لَهُۥ دَعْوَةُ ٱلْحَقِّ ۖ وَٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُم بِشَىْءٍ إِلَّا كَبَٰسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى ٱلْمَآءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَٰلِغِهِۦ ۚ وَمَا دُعَآءُ ٱلْكَٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ
Artinya: "Hanya bagi Allah-lah da'watul haq. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenakan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka." (QS Ar-Ra'd [13]: 14).
Kalimat tauhid juga mengandung arti tentang ikatan hakiki yang dapat menyatukan para pemeluk agama Islam. Syaikh 'Allamah Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi dalam kitabnya Adhwa' Al-Bayan mengatakan, "Walhasil, ikatan hakiki yang menyatukan manusia yang terpecah dan menghimpun ketika berselisih ialah ikatan La Illaha Illallah."
Dalam kitab Al-Musnad terdapat riwayat dari Abu Dzar r.a, ia berkata, "Aku bertanya, 'Ya Rasulullah, ajari aku satu amal yang mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka' Nabi menjawab, 'Apabila kau telah berbuat dosa, maka kerjakanlah kebaikan, karena pahalanya adalah sepuluh kali lipatnya.' Aku bertanya, 'Ya Rasulullah, apakah di antara perbuatan baik itu adalah kalimat La Illaha Illallah?' Beliau menjawab, 'Ya kalimat ini merupakan yang paling baik." (Al-Wabil Ash-Shayyib, hlm 145).
Jika kalimat tauhid ditimbang dengan langit dan bumi, maka ia lebih berat dari keduanya. Sebagaimana diriwayatkan dalam kitab Al-Musnad dari Abdullah bin 'Amr dari Nabi Saw, "Nuh berkata kepada anaknya menjelang wafat, 'Aku menyuruhmu menjada La Ilaha Illallah. Seandainya tujuh langit dan bumi ditaruh di sayap yang lain, tentulah kalimat La Ilaha Illallah mengalahkannya. Dan seandainya tujuh langit berada dalam satu mata rantai yang sulit, tentulah kalimat La Ilaha Illallah bisa membelahnya."